Cerita Warga Rusia Pilih Tinggal di Hutan Menolak Dikirim ke Medan Perang Lawan Ukraina
Jika pihak berwenang tidak dapat menyerahkan surat panggilan kepadanya secara langsung, dia tidak bisa dipaksa untuk berperang.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi parsial pria Rusia pada September tahun 2023.
Mobilisasi ini dengan memanggil para pria dewasa untuk ikut berperang lawan Ukraina.
Namun bagi Adam Kalinin - bukan nama sebenarnya - lebih memutuskan pindah ke tengah hutan daripada pergi berperang.
Sang spesialis teknologi informasi menentang perang sejak awal, pernah dihukum dengan denda dan dua minggu detensi karena memasang poster yang berbunyi "katakan tidak untuk perang" di tembok gedung apartemennya.
Jadi ketika Rusia menderita kekalahan di medan perang dan mengatakan akan memanggil 300.000 pria dewasa untuk membantu membalikkan keadaan, Kalinin tidak sudi dikirim ke garis depan untuk membunuh orang-orang Ukraina.
Namun tidak seperti ratusan ribu orang lainnya, dia tidak mau meninggalkan Rusia.
Baca juga: Kronologi Pesawat Rusia Angkut 65 Tahanan Ukraina Jatuh, Semua Penumpangnya Tewas
Ada tiga hal yang membuatnya ingin tetap di Rusia: teman, batasan finansial, dan keengganan meninggalkan hal-hal yang sudah akrab dengannya.
"Pindah ke luar negeri akan menjadi langkah yang sulit dan keluar dari zona nyaman saya," kata Kalinin, yang berusia tiga puluhan, kepada BBC.
"Di sini juga tidak terlalu nyaman tapi bagaimanapun, secara psikologis, sangat sulit untuk pergi."
Jadi, dia mengucapkan selamat tinggal kepada istrinya dan pergi ke tengah hutan, tempat dia telah tinggal di tenda selama hampir empat bulan.
Dia menggunakan antena yang diikat ke pohon untuk akses internet dan panel surya untuk energi.
Dia telah melalui suhu serendah -11C dan bertahan hidup dengan persediaan makanan yang dibawakan secara teratur oleh istrinya.
Hidup off-grid (tanpa tersambung ke sistem utilitas), katanya, adalah cara terbaik yang dapat dia pikirkan untuk menghindar dari wajib militer.