Gedung Putih Kutuk Konferensi Pemukim Israel, Sebut Ucapan Beberapa Menteri Ceroboh dan Menghasut
Para menteri dan anggota parlemen di pemerintahan koalisi Netanyahu menghadiri konferensi yang menyerukan pemukiman kembali Israel di Gaza.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
![Gedung Putih Kutuk Konferensi Pemukim Israel, Sebut Ucapan Beberapa Menteri Ceroboh dan Menghasut](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menteri-keamanan-nasional-itamar-ben-gvir-678689.jpg)
“Kita harus mendorong migrasi sukarela. Biarkan mereka pergi."
"Bagian dari memperbaiki kesalahan dosa prasangka yang membawa kita pada tanggal 7 Oktober adalah pulang ke Gush Katif (Gaza selatan) dan ke Samaria utara."
"Kita harus kembali ke rumah, karena itulah Taurat, itulah moralitas, itulah keadilan historis, itulah logika dan itu adalah hal yang benar," ucap Ben-Gvir, Minggu, dilansir The Guardian.
Anggota lain dari pemerintahan koalisi yang hadir termasuk Shlomo Karhi, menteri komunikasi Partai Likud; Orit Strook, anggota partai Zionis Religius sayap kanan dan menteri pemukiman dan misi nasional; Yitzhak Goldknopf, pemimpin partai Persatuan Torah Yudaisme Ultra-Ortodoks dan menteri perumahan; dan anggota Partai Likud dari Knesset Haim Katz.
Diketahui, pemerintahan Netanyahu yang merupakan pemerintahan paling sayap kanan dalam 75 tahun sejarah Israel, telah menjadikan perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki sebagai prioritas sejak pemerintahannya mulai menjabat pada akhir tahun 2022.
Permukiman Israel di wilayah Palestina dipandang ilegal oleh mayoritas komunitas internasional, termasuk pemerintahan Joe Biden.
Pendudukan Israel dimulai pada tahun 1967.
Saat ini, sekitar 500.000 warga Israel tinggal di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Baca juga: Israel Hancurkan Pemakaman di Gaza untuk Temukan Terowongan Hamas, Tuai Kritik Warga Palestina
![Ilustrasi - Kendaraan tentara Israel melaju di jalan di Gaza pada 18 Januari 2024.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kendaraan-tentara-israel-melaju-di-jalan-di-gaza-pada-18-januari-2024.jpg)
Israel secara sepihak menarik diri dari Gaza pada tahun 2005, dan secara paksa mengevakuasi sekitar 8.000 pemukim.
Dua tahun kemudian, Hamas menguasai wilayah pesisir setelah memenangkan perang saudara singkat dengan saingan sekulernya Fatah, yang mengakibatkan blokade Israel dan Mesir.
Banyak pihak dari kelompok sayap kanan Israel tidak pernah memaafkan apa yang mereka anggap sebagai lembaga politik dan keamanan Israel yang berhaluan kiri, serta lembaga peradilan, atas keputusan mereka untuk meninggalkan Gaza.
Update Konflik Palestina-Israel
Perempuan dan anak-anak telah meninggalkan tempat penampungan UNRWA setelah pasukan Israel menangkap puluhan pria yang berlindung di sana.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka kehilangan kontak dengan timnya di Kota Gaza saat mencoba menyelamatkan seorang gadis berusia enam tahun yang terjebak di dalam mobil selama berjam-jam setelah serangan Israel yang menewaskan seluruh keluarganya.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington DC, di mana dia mengatakan kemajuan sedang dicapai dalam gencatan senjata Gaza dan pembicaraan tentang tawanan.
Baca juga: Qatar Ungkap Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Berjalan Baik
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.