TRIBUNNEWS.COM – Hizbullah membombardir sejumlah pos militer Israel di perbatasan Lebanon-Israel pada hari Senin, (29/1/2024).

Media militer Hizbullah merinci beberapa serangan yang dilakukan oleh kelompok asal Yaman ini.

Dikutip dari Al Manar, Hizbullah menyerang pos Birket Risha dengan rudal Burkan pada hari Senin pukul 00.20 waktu setempat.

Kemudian, Heizbullah menargetkan pos Hadab Yareen dengan rudal Bukran pukul 12.20.

Kelompok itu kembali melancarkan serangan pukul 08.00 yang menargetkan barak militer Branit dengan rudal Burkan.

Tiga jam kemudian Hizbullah menyerang tentara Israel yang sedang berkumpul di pos militer Jal Al-Allam dengan rudal Falaq.

Pada pukul 11.15 Hizbullah menargetkan tentara Israel yang sedang berkumpul di dekat barak Metat dengan rudal.

Kurang dari satu jam kemudian, Hizbullah menyerang pos Al-Mutela dan serangannya mengenai sasaran.

Tentara Israel yang sedang berada di Huni Castle pun tak luput dari serangan Hizbullah pada pukul 13.30.

Setelah itu, Hizbullah menyerang tentara Israel yang sedang berkumpul di sekitar barak Zar’t dan pos Al-Samaqa dengan rudal.

Pada sore hari, tepatnya pukul 15.00, Hizbullah menyerang barak Branit dengan dua rudal Falaq.

Baca juga: Baku Tembak Sengit dengan Tentara Israel, Hizbullah untuk Pertama Kalinya Luncurkan Rudal Falaq-1

Satu jam berselang Hizbullah menyerang tentara Israel yang sedang berkumpul di Tallet Al-Tayhat dengan rudal.

Pada pukul 18.30 Hizbullah menargetkan tentara Israel di sekitar Al-Jardah dengan Burkan rudal.

Militer Hizbullah turut merillis video yang isinya membantah klaim Israel bahwa rudal tidak menghantam alat mata-mata di pos Ras Naqoura.

Selain itu, Hizbullah juga merilis video yang isinya menunjukkan bahwa Israel tidak mengakui kekalahannya.

3 Bulan Konflik Israel-Hizbullah

Israel dan Hizbullah saling menyerang di perbatasan selama lebih dari 3 bulan terakhir.

Menurut The Times of Israel, konflik di perbatasan itu telah menewaskan 15 warga Israel yang meliputi warga sipil Israel dan personel Pasukan pertahanan Israel (IDF).

Sementara itu, dikutip dari ABC News, Hizbullah mengklaim 171 personelnya telah tewas sejak 8 Oktober 2023.

Menurut seorang pejabat IDF, Israel bagian utara kini dipenuhi dengan puluhan ribu tentara reguler dan sekitar 60 ribu tentara cadangan.

Sekitar 100.000 warga Israel telah dievakuasi di kota-kota yang berada di Israel bagian utara.

Sementara itu, puluhan ribu warga Lebanon yang tinggal di dekat perbatasan dengan Israel juga telah mengevakuasi diri.

Baca juga: Ada yang Berbobot 500 Kg, Rudal Burkan dan Falaq Hizbullah Bombardir Pos-Pos Militer Israel

Pemerintah Lebanon menuding Israel berupaya membuat zona penyangga atau buffer zone dengan menghancurkan puluhan ribu pohon.

Kepada ABC News, pejabat Israel mengatakan dalam rapat kabinet perang tanggl 11 Oktober 2023 para menteri mendesak dilakukannya serangan pendahuluan terhadap Lebanon.

Namun, sejumlah pihak, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, meminta untuk menahan serangan itu.

Adapun dalam briefing baru-baru ini Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Israel tengah berupaya “melawan Iran di semua lapisan”.

“Israel benar-benar meningkatkan retorika dan sinyal perang baru-baru ini,” kata Maha Yahya, Direktur Pusat Timur Tengah Malcolm H. Kerr Carnegie.

Yahya menyebut Hizbullah dan Iran yang mendukung Hizbullah sudah paham bahwa konflik Hizbullah-Israel bisa cepat meledak menjadi perang regional.

Iran, AS, Inggris, dan negara lainnya bisa terseret ke dalam perang itu.

Sementara itu, Israel memperkirakan bahwa Hizbullah berusaha mengindari perang besar melawan Israel.

Adapun Hizbullah sudah berujar bahwa tujuannya ialah menghentikan operasi militer Israel di Jalur Gaza. Israel hingga kini terus menggempur Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sudah ada lebih dari 25.000 warga Gaza yang tewas karena serangan Israel.

(Tribunnews/Febri)