Aksi Boikot Produk Pro Israel Berlanjut: Pizza Hut PHK Ratusan Staf, Omset McDonald's Merosot
Dampak aksi boikot juga membuat kerugian bisnis Pizza Hut di Timur Tengah membengkak dan memaksa mereka melakukan PHK massal
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejumlah brand kenamaan dunia yang terafiliasi dengan Israel kini tengah dilanda krisis, salah satunya jaringan waralaba ayam goreng KFC.
KFC mengumumkan penurunan laba besar-besaran hingga terpaksa memecat sejumlah karyawannya pasca munculnya seruan boikot terhadap produk-produk pro Israel di media sosial.
Seruan ini pertama kali dilakukan oleh generasi muda lewat TikTok, namun seiring berjalannya waktu jutaan orang mulai ikut melakukan boikot di sejumlah media sosial.
Aksi boikot ini awalnya dilakukan untuk menekan Israel dari segi ekonomi, dengan begitu negara tidak dapat lagi membiayai operasional angkatan militernya di jalur Gaza.
Namun aksi boikot yang berkepanjangan justru telah memukul pemasukan sejumlah perusahaan yang diduga terafiliasi dengan Israel.
Menurut Bloomberg, selain KFC, dampak aksi boikot juga membuat kerugian bisnis Pizza Hut di Timur Tengah membengkak dan memaksa mereka melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
“Boikot yang terjadi Timur Tengah setelah dimulainya perang Israel-Hamas, telah membuat bisnis KFC dan Pizza Hut terdampak hingga memangkas hampir 100 pekerja dalam restrukturisasi internal,” jelas Americana Restaurants International Plc , operator KFC dan Pizza Hut di Timur Tengah.
Sebelum memangkas staff, Americana Restaurants mengungkap bahwa sahamnya sempat anjlok sebesar 27 persen di bursa Saudi dalam tiga bulan terakhir.
Sejumlah cara telah dilakukan untuk menekan pembengkakan kerugian akibat boikot. Namun hal tersebut nyatanya tak mampu mengembalikan laba perusahaan ke zona hijau.
Alasan ini yang membuat Americana Restaurants International harus merumahkan ratusan staff waralaba KFC, Pizza Hut, Krispy Kreme, dan Hardee's di Timur Tengah.
Baca juga: Zara Menarik Kampanye Iklan yang Kontroversial Setelah Mereka Menghadapi Seruan Boikot
"Americana mempekerjakan puluhan ribu staf di seluruh Timur Tengah, namun karena boikot kami melakukan PHK yang sebagian besar terjadi di kantor pusatnya di Dubai," kata perwakilan tersebut.
Menyusul yang lainnya, Distributor Coca-Cola Turki juga mengaku telah mengalami penurunan volume penjualan sebesar 22 persen pada kuartal keempat tahun 2023.
Baca juga: CEO McDonalds Akui Boikot Produk Pro-Israel Berdampak di Timur Tengah: Ini Mengecewakan
Jumlah tersebut anjlok drastis bila dibandingkan dengan penjualan tiga bulan sebelumnya.
Penurunan ini terjadi usai kafetaria dan restoran di kawasan Turki mulai untuk berhenti memasok minuman bersoda merek coca-cola dengan alasan takut terdampak boikot.
Nasib serupa juga dirasakan oleh McDonald, raksasa makanan cepat saji global, yang melaporkan pembengkakan kerugian dampak dari boikot yang dilakukan jutaan orang di dunia.
Baca juga: McD Indonesia Terdampak Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel, Ada Karyawan Kena Intimidasi
Penurunan omset ini bermula pasca McDonald's Tel Aviv memberikan 4.000 paket makanan gratis kepada tentara Israel yang sedang berperang di jalur Gaza.
Hal tersebut lantas memicu kemarahan warganet, hingga mereka kompak menyerukan aksi boikot pada restoran cepat saji asal Amerika itu.
Imbas aksi boikot itu, penjualan waralaba Mesir pada Oktober dan November turun setidaknya 70 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.