AS Tuding Iran soal Serangan Pesawat Nirawak di Yordania
Pasukan yang terluka tersebut berasal dari unit Garda Nasional Arizona, California, Kentucky, dan New York.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Agave Boniarce Veva Situmorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan pesawat tak berawak di Yordania menyebabkan setidaknya 41 anggota Garda Nasional AS terluka serta menewaskan 3 tentara, Minggu (28/1/2024).
Pasukan yang terluka tersebut berasal dari unit Garda Nasional Arizona, California, Kentucky, dan New York.
Dari korban luka, 27 orang sudah bisa kembali bertugas, sedangkan 14 orang lainnya masih berada dalam proses evaluasi medis.
Mengutip keterangan Pentagon pada Selasa (30/1/2024) lalu, pihaknya mengatakan 3 tentara yang tewas dalam serangan tersebut diperkirakan akan dikembalikan ke Pangkalan Angkatan Udara Dover pada hari Jumat (2/1/2024), dalam upacara pemindahan jenazah secara bermartabat.
Baca juga: Iran Siap Perang Lawan AS jika Washington Terus Lakukan Ancaman terhadap Teheran
Di sisi lain, menanggapi serangan itu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby mengatakan intelijen AS yakin bahwa serangan itu direncanakan, dibiayai, dan difasilitasi oleh perlawanan Islam di Irak.
Ini merupakan sebuah kelompok payung yang mencakup kelompok militan Kataib Hezbollah.
Kirby juga menegaskan bahwa presiden Amerika Serikat, Joe Biden pasti tidak akan tinggal diam dan akan terus mempertimbangkan opsi pembalasan atas serangan tersebut.
“Atribusi yang diterima oleh komunitas intelijen kami adalah bahwa hal ini dilakukan oleh kelompok payung,” kata Kirby dalam konferensi pers harian pada Rabu (31/1/2024).
“Tidak ada ancaman yang tidak terjawab,” tambahnya.
Atribusi ini diperkirakan muncul akibat respon Iran, yang mengancam akan “menanggapi dengan tegas” setiap serangan AS terhadap mereka, setelah AS mengklaim bahwa Teheran bertanggung jawab atas semua kekacauan yang terjadi, serta mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan sebuah serangan balasan.
Peringatan pertama Iran tersebut datang dari Amir Saeid Iravani, duta besar Iran untuk PBB dI New York, pada Selasa malam.
“Republik Islam akan dengan tegas menanggapi setiap serangan terhadap wilayah tersebut, kepentingannya, dan warga negaranya, dengan dalih apapun,” tegas Iravani.
Sementara itu, menurut informasi dari militer AS, hingga saat ini Kataib Hizbullah dan milisi pendukung Iran lainnya telah melancarkan total 166 serangan terhadap instalasi militer AS sejak 18 Oktober lalu, termasuk 67 serangan di Irak, 98 serangan di Suriah, dan satu serangan di Yordania.
Tidak tinggal diam, AS juga diketahui telah beberapa kali melancarkan serangan balik dalam tiga bulan terakhir. Pada 27 Oktober, jet tempur AS berhasil menyerang dua lokasi penyimpanan senjata dan amunisi di Suriah timur, dekat Bukamal, yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok yang didukung Iran.
“Kami tidak menginginkan perang, namun kami tidak takut akan perang,” kata duta besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani dalam sebuah pernyataan.
Hal yang sama juga sebelumnya telah disampaikan oleh John Kirby, Dewan Keamanan Nasional AS, terkait konflik antara AS dengan Iran tersebut.
“Kami tidak menginginkan perang dengan Iran. Kami tidak menginginkan konflik yang lebih luas,” terang Kirby.