Kalah Telak, Media Israel: Kesepakatan Gencatan Senjata Baru, Nama-Nama Besar Palestina Bakal Bebas
Bagi Israel, pembebasan tahanan Palestina yang dianggap berbahaya ini adalah sebuah kekalahan daya tawar dan diplomasi dari Hamas.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pada hari Selasa, kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengumumkan, gerakan tersebut telah menerima proposal gencatan senjata setelah pembicaraan di Paris dan akan mempelajarinya.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan kemarin kalau Hamas “bersikukuh bahwa kesepakatan berikutnya mencakup tiga tahanan Palestina yang populer, hanya satu di antaranya yang merupakan anggota gerakan tersebut.”
Surat kabar tersebut menyatakan, dalam daftar yang diperkirakan akan diajukan Hamas, ada nama-nama besar yang mampu mengubah wajah Otoritas Palestina, termasuk pemimpin Fatah Marwan Barghouti.
Barghouti, menurut jajak pendapat terbaru yang dilakukan di Tepi Barat, adalah kandidat pilihan untuk memimpin Otoritas setelah Abu Mazen [Presiden Palestina Mahmoud Abbas].”
Baca juga: Darah Sudah Tumpah di Gaza, Marwan Barghouti Serukan Fatah-PA Bangkit Melawan Israel di Tepi Barat
Barghouti, yang ditahan oleh Israel pada tahun 2002, menjalani lima hukuman seumur hidup dan 40 tahun penjara atas tuduhan berencana melakukan operasi yang menewaskan lima warga Israel dan lainnya terluka.
“Nama kedua yang ditekankan Hamas adalah Ahmed Saadat, sekretaris jenderal Front Populer untuk Pembebasan Palestina, yang berencana membunuh Menteri Rehavam Ze’evi pada tahun 2001,” tambah surat kabar itu. Menurut surat kabar tersebut, Israel menolak membebaskan Saadat sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan Shalit pada tahun 2011.
“Saadat, seperti Barghouti, juga dianggap sebagai tokoh populer yang penting dalam masyarakat Palestina,” katanya.
Tokoh ketiga yang diketahui bernama “Abdullah Barghouti, anggota Hamas, dan salah satu pemimpin sayap militer organisasi tersebut di Tepi Barat.”
Abdullah Barghouti saat ini menjalani hukuman seumur hidup selama 67 tahun penjara, yang merupakan hukuman “belum pernah terjadi sebelumnya” di Israel, menurut surat kabar tersebut.
Pada hari Minggu, sebuah pertemuan diadakan di ibu kota Perancis, Paris, dengan partisipasi Israel, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, untuk membahas kesepakatan pertukaran tahanan dan penghentian perang di Gaza, yang akan berlangsung dalam tiga tahap, menurut sumber-sumber Palestina dan Amerika.
(oln/Memo/*)