Komandan Peleton Pasukan Khusus IDF Tewas Saat Israel Klaim Gaza Utara Terkendali
Unit Shaldag adalah salah satu unit khusus utama militer Israel dari matra Angkatan Udara. Komandan peletonnya tewas oleh Brigade Al Qassam
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pasukan seperti Mayor Yitzhar Hoffman, yang dibunuh oleh Perlawanan Palestina di Jalur Gaza, diperkirakan akan melakukan operasi pengintaian khusus, membangun lapangan udara, dan melakukan tindakan lalu lintas udara.
"Unit elite ini juga bertanggung jawab atas berbagai kejahatan di Gaza dan Lebanon, karena mereka berpartisipasi dalam beberapa agresi terhadap Lebanon, termasuk Perang Tujuh Hari di Lebanon pada tahun 1993, Agresi April pada tahun 1996, dan Perang Juli tahun 2006," tulis Al-Mayadeen.
Korban Tewas IDF Melonjak
Sebelum pengumuman itu, Rabu kemarin, media Israel melaporkan, tiga tentara pendudukan Israel tewas pada Selasa dalam pertempuran yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Atas laporan kematian itu, jumlah tentara Israel yang terbunuh sejak 7 Oktober melonjak menjadi 560 orang.
Di antara unit dan brigade yang menjadi korban adalah Brigade Golani, Unit Yahalom, Unit Egoz yang terkenal, dan Satuan Maglan.
Sementara itu, jumlah tentara Israel yang terbunuh sejak dimulainya invasi darat di Jalur Gaza sekarang berjumlah 223, menurut media Israel.
Untuk hari ke-117 Perang Gaza, milisi Perlawanan Palestina, baik Hamas maupun gerakan lain, terus melakukan konfrontasi intens melawan pasukan pendudukan Israel di semua poros di Gaza.
Pada Selasa, Perlawanan Palestina mengkonfirmasi bahwa mereka menargetkan tank dan pasukan pendudukan Israel, yang mengakibatkan jatuhnya korban dan cedera di antara pasukan penyerang, terutama di Kota Gaza dan Khan Younis di bagian selatan Jalur Gaza.
Menurut angka resmi militer pendudukan Israel, 2.784 tentara telah terluka sejak 7 Oktober, sementara media Israel bersikeras kalau jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi.
Dalam konteks terkait, surat kabar Inggris The Telegraph melaporkan, jumlah tentara Israel yang tewas dan terluka sejak 7 Oktober adalah yang “terburuk dalam empat dekade.”
Perlu dicatat bahwa militer Israel menerapkan kontrol ketat terhadap publikasi jumlah anggota pasukan yang tewas dan terluka.
Hal ini dalam upaya untuk menyembunyikan kerugian besar yang diderita di antara barisan mereka selama pertempuran yang sedang berlangsung dan meningkat melawan gerakan perlawanan Palestina. .
"Besarnya kerugian yang dialami pasukan pendudukan selama pertempuran darat di medan pertempuran terlihat jelas melalui pernyataan akurat yang dikeluarkan oleh milisis Perlawanan Palestina, dan klip video yang mendokumentasikan sasarannya, mengarahkan serangan kualitatif, dan menempatkan pasukan penyerang dalam penyergapan yang tepat," tulis laporan Al-Mayadeen.
(oln/almydn/*)