AS Ngaku Sudah Hubungi Irak sebelum Lakukan Serangan, Panglima Rasool: Pelanggaran Kedaulatan!
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengaku sudah menghubungi pemerintah Irak sebelum Amerika Serikat (AS) melakukan serangan
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
"Target-target ini dipilih untuk mengganggu kemampuan IRGC dan kelompok-kelompok yang mereka sponsori."
"Kami yakin target-target ini termasuk dalam kriteria tersebut. Tujuannya adalah menghentikan serangan-serangan ini. Kami tidak ingin berperang dengan Iran," tegasnya.
Kirby mengatakan serangan itu diyakini berhasil dan tanggapan Washington terhadap serangan pesawat tak berawak itu "tidak akan berakhir malam ini".
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan serangan AS di Irak dan Suriah hanya sebuah awalan.
Presiden AS Joe Biden, kata Austin, meminta pertanggungjawaban IRGC dan milisi yang berafiliasi atas serangan mereka terhadap AS dan Pasukan Koalisi.
Baca juga: AS Mulai Lancarkan Serangan di Irak dan Suriah, 85 Sasaran jadi Target, Gedung Putih: Baru Awalan
Meski begitu, Austin mengatakan pihaknya tidak menginginkan terjadinya konflik di Timur Tengah.
"Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela Amerika Serikat, kekuatan kami, dan kepentingan kami," kata Austin.
Dalam serangan tadi malam, AS telah menggunakan pesawat pembom B-1.
B-1 adalah pesawat pembom berat jarak jauh yang dapat menggunakan senjata presisi dan non-presisi.
(Tribunnews.com/Whiesa)