TRIBUNNEWS.COM - Sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, Brigade Al-Quds, mengatakan pihaknya terlibat dalam bentrokan sengit dengan tentara dan kendaraan militer Israel di kota selatan Khan Younis.

Khan Younis pernah dinyatakan sebagai 'zona aman' oleh tentara Israel.

Namun, kini Khan Younis telah menjadi fokus bentrokan dalam beberapa hari terakhir, ketika pasukan Israel memperluas operasi di selatan Gaza.

"Para pejuang menggunakan roket anti-tank dan tembakan senjata kecil selama bentrokan di pusat, barat, dan selatan kota terbesar kedua di Gaza," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan di Telegram, Selasa (6/2/2024), dilansir Al Jazeera.

Sementara itu, pasukan Israel mengklaim telah membunuh puluhan pria bersenjata Palestina dan menangkap banyak orang dalam operasi di seluruh Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, sekitar 80 tersangka ditahan di Khan Younis selatan, termasuk beberapa orang yang dituduh mengambil bagian dalam serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

Militer Israel juga menggambarkan Khan Younis sebagai fokus pertempuran, seperti diberitakan Sky News.

Pada awal perang, militer Israel mulai memerintahkan warga Palestina di bagian utara wilayah tersebut untuk meninggalkan rumah mereka agar tidak terjadi pertempuran darat.

Pada saat yang sama, pesawat Israel terus menyerang di bagian selatan, tempat warga diminta mengungsi.

Israel mengatakan, pihaknya tidak menargetkan warga sipil, memberikan peringatan sebelum serangan, dan beroperasi dengan tujuan melenyapkan Hamas.

Dikutip dari The Times of Israel, IDF merilis rekaman yang menunjukkan dukungan udara jarak dekat yang diberikan kepada pasukan Divisi 98 di Khan Younis, Gaza selatan, dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Israel Serang Truk UNRWA Pembawa Bantuan ke Gaza, PBB Kutuk Keras: Pelanggaran yang Mencolok

Klip pertama menunjukkan drone Angkatan Udara Israel mengidentifikasi seorang agen Hamas yang mendekati pasukan Brigade Pasukan Terjun Payung.

Operator drone memberi tahu tentara tentang ancaman tersebut, saat operator itu memasuki sebuah gedung beberapa puluh meter jauhnya.

Saat petugas keluar dari gedung, dia ditabrak oleh drone, dengan rekaman menunjukkan ledakan besar, yang menunjukkan bahwa dia dipersenjatai dengan bahan peledak.