5 Kg Keong Berbahaya Disita di Bandara Ben Gurion Israel, Dibawa Pekerja Asing Asal Thailand
Ribuan keong berbahaya seberat 5 kg disita oleh pihak berwenang dalam koper yang dibawa oleh dua pekerja asing asal Thailand di bandara Ben Gurion
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan siput atau keong berbahaya seberat lima kilogram disita oleh pengawas dari Departemen Perlindungan Tanaman dan Layanan Inspeksi Kementerian Pertanian dari dalam koper yang dibawa oleh dua pekerja asing asal Thailand di Bandara Ben Gurion, Israel.
Temuan mengejutkan itu disita saat dua pekerja Thailand tersebut baru saja tiba di Israel.
Selain menyita siput, petugas juga menyita sejumlah tanaman kecil yang dibawa mereka, Jerusalem Post melaporkan.
Menurut dua pendatang baru itu, keong tersebut dibawa untuk penggunaan pribadi, kemungkinan besar untuk dikonsumsi.
Baik keong maupun tanamannya disita dan kini diperiksa lebih lanjut di Kementerian Pertanian.
Dari pemeriksaan diketahui bahwa keong tersebut termasuk jenis keong air tawar bernama Filopaludina yang masuk dalam daftar karantina Kementerian Pertanian.
Termasuk dalam famili Viviparidae, siput besar ini umum ditemukan di Asia Selatan, khususnya di Thailand, terutama ditemukan di perairan yang tercemar.
Makhluk ini menunjukkan tingkat toleransi yang tinggi terhadap amonia.
Di Thailand, siput digunakan sebagai makanan, namun mereka juga menularkan penyakit ke manusia karena mereka menjadi inang bagi parasit Angiostrongylus cantonensis, yang menyebabkan peradangan pada lapisan otak.
Selain itu, spesies ini menyebabkan kerusakan signifikan pada tanaman air dan dapat menimbulkan ancaman serius bagi pertanian Israel.
Penangkapan hama sebesar dan sebanyak ini dianggap belum pernah terjadi sebelumnya dan jarang terjadi.
Baca juga: Kandungan Gizi Escargot dan Manfaatnya, Masakan Berbahan keong yang Kaya Protein dan Rendah Lemak
Dalam 20 tahun terakhir, hanya ada sembilan penangkapan yang tercatat setelah upaya penyelundupan serupa terhadap enam spesies dan subspesies berbeda dari jenis siput ini antara tahun 2006-2005, 2014-2013, dan pada tahun 2009.
Sejak awal Desember lalu, Kementerian Pertanian telah menyita bahan tanaman dari 25 pekerja asing di lokasi berbeda yang digunakan untuk keperluan pribadi.
Upaya penyelundupan ini membuat industri tanaman dan lingkungan ekologi di Israel terkena serangan hama baru.
Menurut kementerian, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diubah terhadap pertanian Israel dan keseimbangan ekologi, lapor Gov.il.
Direktur Layanan Perlindungan dan Inspeksi Tanaman Kementerian Pertanian, Shlomit Zioni, mengatakan Kementerian Pertanian menyambut baik kembalinya pekerja asing ke Negara Israel, khususnya di sektor pertanian.
Namun, ia mengakui ada kekhawatiran bahwa para pekerja tersebut akan membawa tanaman atau hama dari negara asalnya yang tidak familiar dengan sistem ekologi Israel, dan dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan.
"Oleh karena itu, kementerian menekankan kepada pengusaha di berbagai sektor untuk tidak mengimpor produk pertanian segar ke Israel," paparnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)