Hubungan Terancam Ambyar, AS Anggap Israel Terlalu Banyak Bunuh Warga Palestina di Gaza
Amerika Serikat menganggap Israel terlalu banyak membunuh warga Palestina di Gaza.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Bobby Wiratama
Saat ini korban jiwa akibat serangan Israel di Gaza telah mencapai hampir 28.000 orang.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Selain itu, menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani pengungsi Palestina, ada lebih dari seperempat warga Gaza yang menghadapi bencana kelaparan.
AS mengirimkan bantuan militer ke Israel dan telah berjanji mendukung negara itu dalam perang melawan Hamas.
Namun, melonjaknya jumlah korban sipil dan penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap solusi dua negara telah memperburuk hubungan Israel dengan pemerintah AS di bawah Joe Biden.
AS menganggap pendirian negara Palestina sangat penting untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Selain itu, adanya negara Palestina juga akan memastikan Arab Saudi mengakui kedaulatan Israel.
Pemerintahan Biden telah menjadikan kesepakatan damai antara Arab Saudi dan Israel sebagai tujuan penting dalam kebijakan luar negeri AS.
Baca juga: Perang Sengit di Gaza: Hamas Hancurkan Tank Merkava, Selusin Tentara Israel Terluka 24 Jam Terakhir
Di sisi lain, Netanyahu tetap keras kepala. Dia menolak solusi dua negara yang disarankan AS.
Dia menginginkan adanya “kontrol keamanan total dari Israel atas seluruh wilayah di barat Yordania”.
Adapun Blinken pada hari Rabu menegaskan bahwa AS ingin Israel berkomitmen pada jalan yang “konkret, terikat waktu, dan tak bisa diubah” yang menuju kepada pendirian negara Palestina.
Sementara itu, dalam konferensi pers, Netanyahu kembali mengatakan penolakannya atas usulan gencatan senjata dari Hamas.
Dia menyebut tidak ada solusi lain selain kemenangan mutlak atas Hamas.
Tatkala berkunjung ke Israel, Blinken berujar kepada Presiden Israel Isaac Herzog bahwa ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan agar gencatan senjata bisa terwujud.
Blinken mengatakan AS kini berfokus menyelesaikan pekerja tersebut.
(Tribunnews/Febri)