PMI Distribusikan Bantuan untuk Warga Gaza, Buka Layanan Dapur Umum, Masak Pakai Kayu Bakar
Palang Merah Indonesia (PMI) mendistribusikan bantuan untuk Warga Gaza, para kru PMI membuka Layanan Dapur Umum.
Editor: Muhammad Barir
PMI Distribusikan Bantuan untuk Warga Gaza, Buka Layanan Dapur Umum, Masak Pakai Kayu Bakar
TRIBUNNEWS.COM- Palang Merah Indonesia (PMI) mendistribusikan bantuan untuk Warga Gaza, para kru PMI membuka Layanan Dapur Umum.
Ada sesuatu yang menarik dari foto yang dikirim ke Tribun, para personil PMI yang memakai rompi hijau memasak dengan menggunakan kayu bakar.
Ada beberapa panci besar yang menggunakan bahan bakar Kayu bakar terlihat di Dapur Umum tersebut.
Makanan yang telah selesai dimasak kemudian dibagikan kepada warga Gaza, terlihat beberapa anak menerima bantuan makanan tersebut.
Semua warga Gaza pada saat ini sedang dilanda kelaparan dan kehausan.
Tidak adanya air, makanan, dan obat-obatan membuat warga Gaza hidup dalam keprihatinan.
PMI membangun Dapur Umum untuk Warga Gaza, di El-Arish Perbatasan Mesir-Gaza.
Baca juga: PMI Bangun Dapur Umum untuk Warga Gaza, di El-Arish Perbatasan Mesir-Gaza
Konflik yang terus berlanjut di Jalur Gaza sampai saat ini belum ada tanda tanda penyelesaian dan bahkan semakin memprihatinkan.
Agresi pemboman dan pengepungan yang terus terjadi menyebabkan dampak penderitaan yang luar biasa bagi warga Palestina.
Tekanan kekerasan dan penindasan pihak Israel yang sudah diluar batas batas perikemanusiaan.
Kondisi diluar batas kendali warga Gaza semakin memprihatinkan, sangat mengancam kehidupan saat ini dan yang akan datang.
Salah satu persoalan yang mendera warga Gaza saat ini adalah kelaparan yang merajalela akibat blokade yang dilakukan pasukan Israel terhadap 2.2 Juta warga Gaza.
Akibatnya diperkirakan sekitar 800 ribu warga Gaza terutama yang berada di utara terancam meninggal karena kelaparan.
Dalam upayanya untuk meringankan bencana kelaparan di Gaza, tim kemanusiaan Palang Merah Indonesia bersama Tim kemanusiaan Egyptian Red Crescent (Bulan Sabit Mesir) sejak 6 Februari 2024 telah membuka fasilitas dapur umum di El-Arish Mesir yang berbatasan langsung dengan wilayah Rafah Gaza Palestina.
Kepala Markas Pusat PMI Arifin Muh Hadi mengatakan pihaknya dan Bulan Sabit Merah Mesir sengaja menjadikan El-Arish sebagai pusat dapur umum karena adanya ketersediaan fasilitas listrik dan juga gas.
Nantinya makanan hasil olahan yang dikerjakan di El Arish tersebut akan didistribusikan ke wilayah Gaza yang bisa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan darat.
“Dipilihnya El-Arish sebagai pusat dapur umum ini karena ketersediaan fasilitas gas dan Listrik yang tentunya lebih baik daripada harus membuat dapur umum dalam wilayah Gaza.
Nantinya makan jadi hasil olahan ini akan didistribusikan ke dalam wilayah Gaza yang dapat ditempuh 1 jam perjalanan darat.” Ujar Arifin.
Rencananya fasilitas dapur umum akan dibuka sampai dengan 17 Februari 2024 dan dapat diperpanjang jika keadaan di lapangan masih memungkinkan mengingat konflik antara Hamas dan Pasukan Israel di wilayah Gaza belum menunjukkan tanda-tanda selesai dalam waktu dekat ini.
Bantuan dari Palang Merah Indonesia ini sangat membantu warga Gaza. Pasalnya, banyak sekali warga Gaza yang masih kesulitan mendapatkan makanan dan juga air bersih.
Anak-anak Gaza Kehausan, Cara Mereka Hilangkan Haus
Cara Abdusselam Keskin Anak Gaza Hilangkan Haus, Minum dari Genangan Air Hujan Berlumpur di Jalan
Anak Palestina di Gaza bernama Abdusselam Keskin berusaha bertahan hidup dalam kesulitan yang dihadapi di Gaza.
Rumahnya sudah hancur dibom Israel. Setiap hari, dia harus terbiasa menahan lapar dan haus.
Hujan adalah pertolongan Tuhan untuk bisa mendapatkan air untuk diminum.
Abdusselam Keskin tertangkap kamera sedang meminum air hujan yang masih menggenang.
Warga Palestina terpaksa hidup dalam kondisi yang buruk seperti cuaca, dan terbatasnya akses terhadap makanan dan air di tengah serangan Israel di Jalur Gaza.
Anadolu Agency Video News (AAVN) mendokumentasikan situasi di daerah tersebut dan genangan kecil air hujan di jalan berlumpur, menjadi satu-satunya sumber air minum Keluarga Keskin pada Selasa (6 Februari).
Rekaman memperlihatkan seorang anak bernama Abdusselam Keskin minum dari genangan air hujan berlumpur yang menggenang di depannya karena tidak memiliki sumber air minum lain dekat rumahnya yang hancur di Jalur Gaza.
Sebuah video memperlihatkan seorang anak Palestina terpaksa meminum air hujan yang berlumpur karena kurangnya air minum bersih akibat blokade yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Israel telah menerapkan blokade untuk makanan, air, dan obat-obatan. Membuat seorang anak Palestina terpaksa minum dari air hujan yang berlumpur karena kurangnya air minum bersih akibat pengepungan pendudukan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Setidaknya 27.585 warga Palestina tewas dan 66.978 lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan di daerah kantong tersebut pada hari Senin.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen penduduk di daerah kantong tersebut mengalami kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. infrastruktur telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Sebuah video yang viral memperlihatkan saat-saat anak-anak di Gaza menghilangkan rasa hausnya.
Tidak ada air bersih dan makanan di sana, untuk menghilangkan rasa haus, anak-anak di Gaza terpaksa minum air hujan yang masih menggenang di jalan.
Anak yang memakai jaket warna kuning menggunakan dua tangannya untuk meraup air yang menggenang di jalan.
Dia berkali-kali air hujan di jalan itu dia minum dari kedua tangannya. Video itu dibagikan oleh banyak netizen.
"Seorang anak Palestina terpaksa meminum air hujan yang berlumpur karena kurangnya akses air bersih di Gaza" tulis salah seorang netizen.
"Seorang anak minum dari air berlumpur karena kekurangan air minum di Gaza" tulis yang lainnya.
"Anak-anak di Gaza meminum air yang terkontaminasi karena tidak ada air bersih yang bisa ditemukan. Mengapa negara Yahudi tidak memberikan air bersih kepada anak-anak?" tulis yang lain lagi.
Zionis menghancurkan pabrik desalinasi air di kota Gaza
Tentara pendudukan Israel pada hari Minggu menghancurkan pabrik desalinasi air di daerah Sudaniya, sebelah barat Kota Gaza, yang merupakan pabrik desalinasi air terbesar di barat laut Jalur Gaza.
Desalinasi adalah proses yang menghilangkan komponen mineral dari air asin. Secara lebih umum, desalinasi mengacu pada penghilangan garam dan mineral untuk menghasilkan air bersih untuk konsumsi manusia.
Patut dicatat bahwa stasiun tersebut secara resmi mulai beroperasi pada tahun 2019 untuk desalinasi air laut, sementara proyek tersebut dilaksanakan dengan pendanaan Kuwait pada tahun 2016.
November lalu, pasukan pendudukan menghancurkan satu-satunya pabrik desalinasi air minum di Khan Yunis, yang didanai oleh Kesultanan Oman, sehingga menambah penderitaan warga Jalur Gaza, yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.
Menurut data, tentara Zionis Israel sengaja mengebom satu-satunya stasiun air yang memasok air bagi warga di wilayah tersebut.
Pabrik ini dibuka dengan pendanaan Oman pada tahun 2019 dan memiliki kapasitas produksi 12.000 liter per hari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.