Suriah Siap Perang Lawan Israel, Ini Prioritas yang Sulit Didapatkan
Suriah kini tengah bersiap perang melawan Israel untuk mendapatkan wilayahnya yang telah direbut oleh negara zionis.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Krisis di Timur Tengah terus meluas. Suriah kini tengah bersiap perang melawan Israel untuk mendapatkan wilayahnya yang telah direbut oleh negara zionis.
Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengatakan ada dua tujuan negaranya bakal terlibat dalam perang. Pertama Suriah akan memberikan dukungan kepada Palestina saat diperangi oleh negara Yahudi itu, sedangkan kedua adalah mengakhiri pendudukan di Dataran Tinggi Golan.
Mekdad bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian di Damaskus pada Minggu (11/2/2024). Kedua menlu itu membahas dukungan terhadap Palestina dan perjuangan Hamas di Gaza.
Baca juga: Sejak AS Menyerang Irak dan Suriah, Kini Baghdad Putus Kontak dengan Washington, Ini Kata PM Irak
Menlu Suriah menegaskan bahwa negaranya siap mengambil alih Dataran Tinggi Golan yang telah diduduki sejak tahun 1967.
“Suriah telah berperang melawan pendudukan Israel sejak 1948, dan siap untuk berperang, namun mereka akan memutuskan kapan dan bagaimana,” tegas Mekdad.
Meskipun dianggap sulit, namun mengakhiri pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan sangat penting. "Ini menjadi prioritas utama kami. Suriah siap menanggung akibat dari semua operasi pembebasan ini,” tegasnya dikutip dari Russia Today.
Kini Suriah menjadi negara yang mengalami krisis peperangan, dua negara lain yaitu Amerika Serikat dan Turki juga menduduki negara tersebut, yang menurut Mekdad tidak sah dan harus diakhiri.
Menlu Iran Amir-Abdollahian mengutuk “kehadiran ilegal pasukan asing di Suriah,” dan menuduh AS dan Israel melakukan “genosida” terhadap warga Palestina.
AS melakukan serangan udara di Suriah bulan ini sebagai tanggapan atas serangan roket dan drone terhadap pangkalan Amerika di wilayah tersebut.
Baca juga: China, Iran, dan Rusia Mengutuk Serangan AS ke Suriah dan Irak, Rusia Anggap AS Provokator Konflik
Pentagon mengatakan bahwa mereka menargetkan kelompok militan yang terkait dengan Iran yang berada di balik pemboman sebuah pos terdepan di Yordania yang dikenal sebagai Tower 22 pada tanggal 28 Januari, di mana tiga tentara Amerika terbunuh. Suriah mengecam serangan di wilayahnya sebagai tindakan “ilegal” berdasarkan hukum internasional.
Selalu Digempur Israel
Sementara Israel pun hingga kini masih sering menyerang wilayah Suriah. Beberapa hari lalu, Kota Homs kembali digempur dan menewaskan beberapa warga sipil.
Kantor berita AP menyebutkan, Selasa malam merusak properti pribadi dan publik. Stasiun radio Sham FM yang pro-pemerintah mengatakan daerah yang terkena dampak termasuk lingkungan kaya al-Malaab dan Jalan Hamra.
Setidaknya enam warga sipil tewas termasuk seorang wanita dan seorang anak, bersama dengan dua militan dari kelompok Hizbullah Lebanon dan dua orang yang tidak dapat segera diidentifikasi, menurut pemantau perang pro-oposisi yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Kemanusiaan.
Observatorium mengatakan semua korban berada di sebuah gedung di Jalan Hamra. Dikatakan setidaknya sembilan ledakan terdengar di Homs dan sekitarnya, di mana Hizbullah dilaporkan hadir.
Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap sasaran di wilayah Suriah yang dikuasai pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.
Israel jarang mengakui tindakannya di Suriah, namun Israel mengatakan pihaknya menargetkan basis kelompok militan yang bersekutu dengan Iran seperti Hizbullah, yang telah mengirimkan ribuan pejuang untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar Assad. Mereka juga menargetkan anggota paramiliter Garda Revolusi Iran di Suriah, termasuk seorang jenderal berpangkat tinggi pada bulan Desember.