Mesir Marah Dituduh Menteri Keuangan Israel Ikut Bertanggung Jawab Atas Operasi Banjir Al Aqsa Hamas
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich menganggap Mesir bertanggung jawab atas serangan lintas batas Hamas bertajuk Banjir Al-Aqsa
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Mesir Marah Dituduh Menteri Keuangan Israel Ikut Bertanggung Jawab Atas Serangan Banjir Al Aqsa Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Mesir, mengecam pernyataan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich yang menganggap Mesir bertanggung jawab atas serangan lintas batas Hamas bertajuk Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober terhadap Israel.
Anadolu Agency melaporkan, Senin (12/2/2024), dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmed Abu Zeid menggambarkan pernyataan Smotrich sebagai hal yang “sama sekali tidak dapat diterima (dan) tidak bertanggung jawab.”
Dia menambahkan kalau pernyataan tersebut “hanya mengungkapkan rasa lapar akan pembunuhan dan kehancuran, serta sabotase terhadap segala upaya untuk membendung krisis di Jalur Gaza.”
Baca juga: Mesir Siagakan 40 Tank dan Puluhan Lapis Baja di Perbatasan Sinai Saat Israel Akan Serbu Rafah
Berbicara kepada Partai Zionis Religius sayap kanan, Smotrich mengatakan, Mesir ikut “memikul tanggung jawab besar atas apa yang terjadi pada 7 Oktober.”
Dia juga mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak mengirim delegasi keamanan Israel ke Mesir untuk menghadiri pertemuan mengenai perang tersebut.
Soal pertemuan dua perwakilan negara itu, Lembaga penyiaran publik Israel KAN mengatakan Israel bermaksud mengirim delegasi pada Selasa ke Kairo untuk menghadiri pertemuan yang dijadwalkan akan dihadiri oleh Direktur Intelijen Mesir Abbas Kamel, Direktur CIA AS William Burns, dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Pertemuan itu untuk membahas kemungkinan kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.
Israel yakin ada 134 warga Israel yang ditahan di Gaza, setelah tentara Israel pada Senin pagi berhasil membebaskan dua warga Israel yang ditahan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 28.340 orang dan melukai 67.984 lainnya, sementara hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Serangan gencar Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.
Baca juga: PM Yordania: Pengusiran Warga Palestina dari Gaza Kami Anggap Sebagai Deklarasi Perang
Minta Mesir Bangun Kota Tenda
Terkait situasi Rafah, Israel dikabarkan mengusulkan pembangunan kota tenda yang luas di Gaza.
Kota tenda itu rencananya untuk memindahkan warga Palestina dari Kota Rafah menuju Gaza.
Rencananya, pendirian kota tenda akan didanai oleh sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), dan mitra-mitranya di Timur Tengah.