Netanyahu Menolak Rencana Perdamaian, Tolak Hadirnya Negara Palestina, Abaikan Tekanan Internasional
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tekanan internasional terhadap rencana perdamaian. Dia menolak hadirnya negara Palestina.
Penulis: Muhammad Barir
Netanyahu Menolak Rencana Perdamaian, Tolak Hadirnya Negara Palestina, Tekanan Internasional Diabaikan
TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tekanan internasional terhadap rencana perdamaian dan menggarisbawahi penolakannya terhadap negara Palestina.
Pembentukan negara Palestina merupakan bagian penting dari rencana jangka panjang yang sedang dikerjakan oleh Amerika Serikat dan mitra-mitranya di Timur Tengah.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengkritik apa yang disebutnya sebagai “pola serangan” Israel terhadap rumah sakit di Gaza setelah pasukan Israel menggerebek Rumah Sakit Nasser di kota selatan Khan Younis.
Di Rumah Sakit Nasser, empat pasien dalam perawatan intensif meninggal karena kekurangan oksigen selama pemadaman listrik total pada hari Kamis, kata Kementerian Kesehatan Gaza, sehari setelah serangan Pasukan Pertahanan Israel.
Hazem Bahlool, seorang dokter di rumah sakit tersebut, mengatakan pada pukul 7 pagi waktu setempat bahwa fasilitas tersebut telah tanpa air atau listrik selama lebih dari tiga jam.
Rekaman dan citra satelit yang diperoleh The Post menunjukkan bahwa Mesir membersihkan dan membangun tembok di sekitar sebidang tanah di sepanjang perbatasannya dengan Jalur Gaza, di tengah kekhawatiran akan serangan Israel di kota Rafah di Gaza selatan.
Baca juga: Netanyahu Ngotot Tolak Berdamai dengan Hamas, Sebut Tak Akui Negara Palestina
Rencana tersebut membebani aliansi terpenting Israel, termasuk perjanjian perdamaian selama 40 tahun dengan Mesir.
Israel menolak pengakuan internasional terhadap negara Palestina, dengan alasan, ‘akan memberikan imbalan yang sangat besar bagi terorisme’
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali penolakannya terhadap rencana pengakuan internasional atas negara Palestina, dan menyatakan bahwa langkah tersebut akan menjadi imbalan yang signifikan bagi terorisme.
AFP melaporkan bahwa komentar Netanyahu mengikuti penolakan serupa dari menteri sayap kanan berpengaruh Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, yang menanggapi laporan rencana tersebut di The Washington Post.
Artikel surat kabar tersebut, yang mengutip berbagai diplomat AS dan Arab, merinci upaya yang sedang dilakukan Amerika Serikat, sekutu utama Israel, bersama dengan beberapa negara Arab, untuk merancang rencana perdamaian komprehensif bagi Israel dan Palestina.
Di antara komponen rencana tersebut adalah batas waktu yang ditentukan untuk pembentukan negara Palestina, menurut laporan surat kabar tersebut.
“Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina,” kata Netanyahu dalam sebuah postingan dalam bahasa Ibrani di platform media sosial X.