Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina Puji Gerakan Gerilya Sebabkan Korban Jiwa di Israel Selatan

Dua warga Israel tewas dalam operasi penembakan di pemukiman Kiryat Malachi, dekat kota Ashdod yang diduduki di Israel selatan, pada 16 Februari.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina Puji Gerakan Gerilya Sebabkan Korban Jiwa di Israel Selatan
JALAA MAREY / AFP
Tentara Israel membawa peti mati saat pemakaman Barak Ayalon dan ibunya Mira Ayalon setelah sebuah rudal yang ditembakkan dari Lebanon menghantam sebuah rumah di komunitas perbatasan Kfar Yuval sehari sebelumnya, di Israel utara dekat perbatasan Lebanon, pada 15 Januari 2024. 

Gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina Puji Gerakan Gerilya Sebabkan Korban Jiwa di Israel Selatan

TRIBUNNEWS.COM- Dua warga Israel tewas dalam operasi penembakan di pemukiman Kiryat Malachi, dekat kota Ashdod yang diduduki di Israel selatan, pada 16 Februari.

Penembak tiba di lokasi kejadian dengan mobil dan melepaskan tembakan di halte bus di Kiryat Malachi, media Ibrani melaporkan.

Empat lainnya terluka, termasuk beberapa dalam kondisi kritis. Penyerang ditembak dan dibunuh di lokasi operasi.

Polisi Israel menemukan kartu identitas di kendaraannya yang menunjukkan bahwa dia berasal dari lingkungan Shuafat di Yerusalem Timur yang diduduki.

Dia telah diidentifikasi sebagai Fadi Jamjoum, 40 tahun.

Laporan media Palestina menyebutkan operasi itu dilakukan di jalan yang mengarah ke Jalur Gaza.

Baca juga: Putin Undang Hamas dan Jihad Islam ke Moskow: Mereka Perwakilan Sah Rakyat Palestina

BERITA REKOMENDASI

Gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina (PIJ) merilis pernyataan yang memuji penembakan tersebut.

“Kami memberkati operasi gerilya di pemukiman Kiryat Malachi, yang terjadi sebagai respons terhadap berlanjutnya perang pemusnahan dan pembantaian yang dilakukan musuh terhadap rakyat kami, terutama di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki,” kata juru bicara PIJ.

“Kami menyerukan rakyat kami untuk mengintensifkan dan meningkatkan operasi dan memberikan penderitaan pada musuh sebagai tanggapan atas kejahatannya,” tambah pernyataan itu.

Tanggung jawab atas operasi tersebut belum diklaim oleh kelompok tertentu.

Penembakan itu terjadi ketika pasukan Israel terus membombardir Gaza tanpa pandang bulu, khususnya kota selatan Khan Yunis, serta Rafah – kota paling selatan di jalur tersebut, yang sangat padat dengan sekitar 1,5 juta warga Palestina yang mengungsi dan tidak punya tempat lain untuk pergi. Israel telah mengumumkan rencananya untuk melakukan operasi darat di Rafah.


Setidaknya tujuh warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Rafah pada 16 Februari.

Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel terus melakukan penangkapan massal, dan kekerasan pemukim terhadap warga Palestina berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

Serangan pemukim terhadap warga Palestina “telah mengalami pertumbuhan eksponensial dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan bangkitnya fasisme ultranasionalis di pemerintahan Israel,” kantor berita WAFA melaporkan pada 16 Februari.

(Sumber: The Cradle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas