Abaikan Perintah Joe Biden, Parlemen Gedung Putih Nekat Kirim Bom dan Senjata Perang ke Israel
Parlemen Gedung Putih juga diam – diam menggunakan aturan otoritas darurat agar dapat menjual sekitar 14.000 peluru tank M830A1.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Di tengah gencarnya upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata, para parlemen Gedung Putih justru tengah bersiap melakukan pengiriman senjata termasuk bom peledak untuk pasukan Israel yang berada di Gaza.
Hal tersebut diungkap salah seorang pejabat AS, tak dijelaskan secara spesifik kapan pengiriman senjata akan dilakukan. Namun kabarnya pengiriman senjata yang diusulkan parlemen Gedung Putih mencakup bom MK-82, bom FMU-13..
Tak hanya itu Amerika kabarnya turut mengirimkan Amunisi Serangan Langsung Gabungan KMU-572 yang bisa ditambahkan bom pemandu presisi dengan nilai mencapai puluhan juta dolar .
Baca juga: Gencatan Senjata Tertunda, Ketua Hamas Ismail Haniyeh Salahkan Israel
"Pengiriman yang diusulkan masih ditinjau secara internal oleh pemerintah, rincian senjata mungkin akan berubah tergantung izin yang diberikan oleh Komite Kongres,” ujar sumber yang mengetahui masalah itu, dikutip dari Straits Times.
Bantuan seperti ini bukan kali pertama yang dikirim Amerika untuk Israel, sejak perang di Gaza pecah pada 7 Oktober lalu Amerika diketahui telah berulang kali mengirimkan pasokan senjata untuk pasukan Israel.
Parlemen Gedung Putih juga diam – diam menggunakan aturan otoritas darurat agar dapat menjual sekitar 14.000 peluru tank M830A1 High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose with Tracer (MPAT) 120mm ke Israel tanpa tinjauan kongres.
Hubungan mesra yang terjalin antara Amerika Serikat dengan Israel bahkan membuat Washington rela mengirimkan bom presisi Spice Family Gliding Bomb Assemblies dengan nilai 320 juta dolar pada awal Desember kemarin.
Baru – baru ini Amerika juga turut memesan pesawat tempur tambahan untuk memperkuat skuadron A-10, F-15 dan F-16 di pangkalan militer Israel.
Keputusan Gedung Putih Ditentang Presiden Biden
Parlemen Gedung Putih berdalih pengiriman senjata dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk mendukung kepentingan keamanan Timur Tengah dari ancaman Hamas. Namun tindakan ini mendapat sorotan negatif dari sejumlah pihak.
Termasuk dari Presiden Amerika Joe Biden, dimana Presiden ke-46 itu mempertimbangkan rencana untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel ketika Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu terus mendesak pemerintahan AS agar segera mengirimkan senjata tambahan ke tentara Israel yang berada di jalur Gaza.
“Pejabat Israel terus meminta lebih banyak senjata kepada pemerintah AS, termasuk bom udara berukuran besar, amunisi, dan pertahanan udara,” ujar laporan yang diterbitkan pejabat AS, dilansir dari Anadolu Ajansı.
Biden menyebut pengiriman senjata tidak sejalan dengan upaya Washington untuk menekan Israel agar meminimalkan korban sipil di Gaza. Lantaran pemberian bantuan dapat memperparah perundingan damai yang sedang diusahakan, mengingat saat ini total korban tewas mencapai 28.858 orang.