Netanyahu: Israel Tetap Serang Hizbullah dengan Skala Penuh di Lebanon
Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan Israel tetap menyerang Hizbullah dengan skala penuh di Lebanon dan menolak gencatan senjata.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel tidak akan berhenti menyerang Hizbullah Lebanon dengan kekuatan penuh.
Para pemimpin Israel mengatakan serangan itu untuk menghentikan serangan Hizbullah terhadap perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
"Kebijakan Israel jelas. Kami terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh. Dan kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai semua tujuan kami, yang terutama adalah mengembalikan penduduk (Israel) utara dengan aman ke rumah mereka," kata Netanyahu saat ia mendarat di New York, Amerika Serikat (AS), untuk menghadiri pertemuan tahunan Majelis Umum PBB, Kamis (26/9/2024).
Netanyahu juga mengatakan ia menyetujui operasi pembunuhan tertarget terhadap para pemimpin Hizbullah, seperti diberitakan Los Angeles Times.
Tepat sebelum Netanyahu memberikan komentarnya, militer Israel mengatakan telah membunuh seorang komandan pesawat nirawak Hizbullah, Muhammad Hussein Sorour, dalam sebuah serangan udara di pinggiran kota Beirut kemarin.
Kematian Muhammad Hussein Sorour dikonfirmasi oleh media Hizbullah yang mengumumkannya pada Kamis malam.
Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat (AS), Eropa dan beberapa pejabat Arab mendesak Israel dan Hizbullah melakukan gencatan senjata sementara selama 21 hari untuk negosiasi yang mengarah pada gencatan senjata permanen demi mencegah meluasnya perang.
Israel telah meningkatkan serangan secara drastis di Lebanon yang dimulai pada Senin (23/9/2024), dengan mengatakan serangan itu menargetkan Hizbullah.
Serangan skala besar tersebut membunuh lebih dari 600 orang, melukai lebih dari 2.000 orang, dan memaksa 90.000 orang mengungsi, dikutip dari Al Arabiya.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Baca juga: Muhammad Hussein Sorour, Komandan Unit Udara Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.534 jiwa dan 96.092 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (26/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel