Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hak Veto AS Bayang-bayangi Rencana Pemungutan Suara untuk Gencatan Senjata di Gaza

Penggunaan hak veto oleh Amerika Serikat membayang-bayangi rencana pemungutan suara oleh Dewan Keamanan PBB untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Hak Veto AS Bayang-bayangi Rencana Pemungutan Suara untuk Gencatan Senjata di Gaza
AFP/MOHAMMED ABED
Orang-orang yang mengungsi dari tenda kemah naik truk berisi barang-barang saat mereka melarikan diri dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 13 Februari 2024 mengambil jalan pantai ke utara menuju pusat wilayah Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Israel. Kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Penggunaan hak veto oleh Amerika Serikat membayang-bayangi rencana pemungutan suara oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mewujudkan resolusi gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di Gaza.

Pemungutan suara ini akan berlangsung pada Selasa (20/2/2024) esok setelah Israel  berupaya memperluas serangan daratnya ke Kota Rafah di Gaza Selatan.

Saat ini lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan di Kota Rafah.

“Situasi di Gaza merupakan bukti mengerikan atas kebuntuan hubungan global,” ujar Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan akan memveto rencana pemungutan suara tersebut karena dianggap membahayakan “perundingan sensitif” yang bertujuan untuk menengahi jeda perang.

“Amerika Serikat tidak mendukung tindakan terhadap rancangan resolusi ini. Jika resolusi tersebut dihasilkan melalui pemungutan suara sebagaimana dirancang, maka resolusi tersebut tidak akan diadopsi,” kata Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

BERITA REKOMENDASI

Sebelumnya, AS telah dua kali memveto tindakan DK PBB sejak 7 Oktober 2023 terkait resolusi gencatan senjata Israel-Hamas.

Baca juga: PM Qatar: Gencatan Senjata Tak Menjanjikan, Hamas Ingin Bantuan Kemanusiaan Diizinkan Masuk ke Gaza

Namun, Washington juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan DK PBB untuk mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan berkepanjangan dalam pertempuran.

Orang-orang mencari korban di reruntuhan rumah keluarga Baraka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setelah terkena serangan udara Israel pada 18 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas, dari sejumlah sumber Israel menargetkan Kota Rafah untuk menjadi sasaran berikutnya.   (AFP/str)
Orang-orang mencari korban di reruntuhan rumah keluarga Baraka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setelah terkena serangan udara Israel pada 18 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas, dari sejumlah sumber Israel menargetkan Kota Rafah untuk menjadi sasaran berikutnya. (AFP/str) (AFP/AFP)

“Sangat penting bagi pihak-pihak lain untuk memberikan kesempatan terbaik bagi keberhasilan proses ini, daripada memaksakan tindakan yang justru menempatkannya dan peluang bagi resolusi permusuhan yang berkelanjutan,” kata Thomas-Greenfield.

Baca juga: Presiden Brasil Kecam Israel, Samakan Genosida di Gaza dengan Perlakuan Hitler

Perang Gaza dimulai ketika Hamas yang menguasai Gaza menyerang Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.

Israel kemudian melancarkan serangan militer ke Gaza yang menurut otoritas kesehatan Palestina yang dikelola Hamas telah menewaskan lebih dari 28.000 warga sipil Palestina dan ribuan mayat dikhawatirkan hilang di tengah reruntuhan.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas