Perang Angkatan Laut AS Lawan Yaman Jadi Perang dengan Armada Terbesar AS Sejak Perang Dunia II
Pertempuran Angkatan Laut AS melawan Yaman menjadi perang dengan armada terbesar AS sejak Perang Dunia II.
Penulis: Muhammad Barir
Perang Angkatan Laut AS Lawan Yaman Jadi Perang Terbesar Sejak Perang Dunia II
TRIBUNNEWS.COM- Pertempuran Angkatan Laut AS melawan Yaman menjadi perang dengan armada terbesar AS sejak Perang Dunia II.
Angkatan Laut AS terus memerangi pasukan Yaman di Laut Merah, pasukan Yaman menyerang beberapa kapal-kapal Israel.
Upaya Yaman ini mendapat perlawanan dari AS.
Konflik Angkatan Laut AS saat ini dengan angkatan bersenjata pimpinan Ansarallah Yaman di Laut Merah adalah salah satu pertempuran paling signifikan yang pernah dilakukan Angkatan Laut AS selama beberapa dekade, kata seorang laksamana AS pada 18 Februari.
“Saya pikir Anda harus kembali ke Perang Dunia II di mana Anda memiliki kapal-kapal yang terlibat dalam pertempuran,” kata Wakil Laksamana Brad Cooper kepada program 60 Minutes CBS News dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Minggu.
“Saat saya bilang terlibat dalam pertempuran, di mana mereka tertembak, kita tertembak, dan kita balas menembak,” lanjutnya.
Cooper, wakil komandan Komando Pusat AS, mengatakan Angkatan Laut telah mengirimkan sekitar 7.000 pelaut ke Laut Merah.
Baca juga: Perang Meluas di Lebanon, Israel Bombardir Sidon Lebanon, Pertama Kali Kawasan Ini Diserang
CBS melaporkan bahwa Angkatan Laut telah menembakkan sekitar 100 rudal permukaan-ke-udara standar terhadap rudal dan drone Yaman.
Sejak pertengahan November, angkatan bersenjata Yaman telah menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel yang berlayar melalui Selat Bab al-Mandab di Laut Merah.
Ansarallah berkomitmen untuk menghentikan serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang oleh banyak orang dianggap sebagai genosida.
AS telah memasok ribuan bom dan senjata lain kepada Israel untuk memungkinkan pembantaian di Gaza terus berlanjut. Tanpa dukungan AS, Israel akan segera terpaksa mengakhiri kampanyenya.
Alih-alih meminta Israel untuk menyetujui gencatan senjata dan merundingkan diakhirinya konflik Gaza, di mana Israel telah membunuh lebih dari 12.000 anak-anak Palestina, AS dan Inggris justru mengirim kapal perang ke Laut Merah untuk menyerang pasukan Yaman.
Cooper mengklaim "sangat jelas" bahwa pasukan Yaman tidak dapat berperang melawan AS dan Inggris, yang dipandang sebagai kekuatan dunia, tanpa dukungan Iran.