Iran Hadiahi Rusia 400 Rudal Balistik, Bisa Serang Musuh Putin Jarak 700 KM
Iran dilaporkan telah mengirim hadiah berupa ratusan rudal balistik surface-to-surface untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN– Di tengah ketegangan perang Rusia – Ukraina, Iran dilaporkan telah mengirim hadiah berupa ratusan rudal balistik surface-to-surface untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pengiriman itu terungkap usai tiga sumber kepercayaan Iran yang menyebut pemerintah Teheran baru saja mengirimkan 400 rudal mencakup senjata balistik jarak pendek Fateh-110, seperti Zolfaghar yang mampu menyerang musuh pada jarak antara 300 dan 700 kilometer
Kementerian Pertahanan dan Garda Revolusi Iran, yang bertanggung jawab atas program peluncuran rudal balistik untuk luar negeri menolak berkomentar terkait pengiriman hadiah tersebut.
Namun melansir dari Reuters, pengiriman senjata itu sudah dilakukan Iran sejak awal Januari lalu, dengan tujuan untuk mempererat kerja sama militer antara kedua negara yang saat ini dijatuhi sanksi oleh negara-negara Barat.
Sementara itu menurut seorang pejabat militer Iran yang enggan disebutkan identitasnya mengungkap bahwa setidaknya ada empat jenis rudal yang akan dikirim dalam jumlah lebih banyak untuk Rusia.
Senjata itu kabarnya dikirimkan dalam beberapa minggu mendatang, menggunakan kapal melalui Laut Kaspia, dan sebagian lainnya dikirim menggunakan pesawat.
“Akan ada lebih banyak pengiriman. Tidak ada alasan untuk menyembunyikannya. Kami diperbolehkan mengekspor senjata ke negara manapun yang kami inginkan,” kata sumber pejabat itu.
Jeffrey Lewis, pakar dari Middlebury Institute of International Studies at Monterey menilai pasokan rudal Fateh-100 dan Zolfaghar kiriman Iran bisa digunakan Rusia untuk menghancurkan dan menyebabkan kerusakan presisi bagi target musuh.
Tak hanya itu, penggunaan senjata ini diklaim dapat membuat kekuatan militer Rusia lebih perkasa di medan pertempuran.
‘’Mereka bisa menggunakannya untuk menyerang target-target militer dan rudal balistik lebih sulit dihadang oleh pertahanan udara Ukraina,’’ kata Lee.
Pengiriman seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Iran, pada akhir tahun lalu pemerintah Iran dan Presiden Putin sepakat untuk menyelesaikan kesepakatan memasok jet tempur Su-35, helikopter tempur Mi-28, dan pesawat latih pilot Yak-130.
Mencuatnya isu ini sontak banyak kecaman dari negara Barat.Amerika dan Uni Eropa bahkan kompak menjatuhkan sanksi untuk kedua negara ini apabila nekat meningkatnya hubungan politik di tengah memanasnya perang.
Kendati keduanya mendapatkan banyak kecaman, namun hal tersebut tak membuat hubungan keduanya merenggang. Kremlin bulan lalu mengatakan bahwa Rusia dan Iran sedang mengembangkan hubungan mereka, "termasuk di bidang kerja sama teknis militer," .