Inggris Cabut Bantuan Karena Resesi, Belasan Ribu Pengungsi Ukraina Jadi Gelandangan
Belasan ribu pengungsi Ukraina yang tinggal di Inggris terancam hidup menggelandang di jalanan, usai pemerintah London memutus sponsor
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Belasan ribu pengungsi Ukraina yang tinggal di Inggris terancam hidup menggelandang di jalanan, usai pemerintah London memutus sponsor pengungsi yang mencari bantuan tunawisma.
Selain menghentikan bantuan tunawisma untuk pengungsi Ukraina, Inggris juga memangkas masa berlaku visa baru yang dikeluarkan dibawah skema Homes for Ukraine (HFU) dari 36 bulan menjadi 18 bulan, sebagaimana dikutip dari Telegraph.
Baca juga: Jelang Tahun Kedua Invasi Putin di Ukraina, AS Siap Sanksi 500 Target di Rusia
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Inggris, Tom Pursglove. Tak dijelaskan secara spesifik alasan mengapa bantuan ini diputus, namun menurut informasi yang beredar kebijakan tersebut diberlakukan untuk menekan pembengkakan ekonomi yang dialami Inggris.
Dimana saat ini Inggris resmi tergelincir ke jurang resesi setelah pertumbuhan ekonomi tercatat minus selama dua kuartal berturut – turut yakni 0,1 persen pada kuartal III-2023 dan 0,3 persen pada kuartal IV-2023.
"Semua sektor utama melemah pada kuartal ini, dengan manufaktur, konstruksi dan perdagangan grosir menjadi penghambat utama pertumbuhan," ujar Direktur Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris Liz McKeown.
Sebelum ekonomi berkontraksi, pada awal tahun 2022 pemerintah Inggris membuka program Homes for Ukraine (Rumah untuk Ukraina). Lewat program tersebut pengungsi dari Ukraina diperbolehkan tinggal di Inggris selama tiga tahun, walaupun mereka tidak memiliki keluarga di sana.
Untuk menyukseskan rencana ini pemerintah Inggris bahkan turut memberikan uang tunai senilai 350 poundsterling per bulan bagi penduduknya yang mau menampung pengungsi dari Ukraina.
"Inggris berdiri di belakang Ukraina di masa sulit mereka, dan masyarakat Inggris memahami perlunya memberi tempat berlindung pada banyak orang secepat mungkin yang kami bisa," kata Michael.
Baca juga: Jiper Soal Ancaman Senjata Nuklir Rusia di Luar Angkasa, AS Minta China Cs Bujuk Moskow
“Oleh karena itu, saya meminta rakyat di seluruh negeri ini, untuk bergabung dengan upaya nasional dan memberikan dukungan pada teman-teman Ukraina kita. Bersama kita bisa memberi tempat yang aman bagi mereka yang sangat membutuhkannya," imbuh Michael.
Sejak kebijakan itu diberlakukan, 182.100 warga Ukraina dilaporkan tiba di Inggris sejak Februari 2022, jumlah tersebut kemudian bertambah hingga per September 2023 Inggris melaporkan telah menghabiskan 2,1 miliar poundsterling hanya untuk mendanai skema ini.