Zelensky: Barat Tak Sabar Ukraina Gelar Serangan Balik Lagi: 'Kapan Kita Akan Menang'
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pihaknya akan menggelar serangan balik ke Rusia kembali.
Penulis: Hendra Gunawan
Media Politico mengungkapkan bahwa Zelensky semakin frustrasi akibat bantuan militer dari AS tak kunjung datang.
Media asal Eropa ini mengungkap seorang sumber yang menyatakan ada suasana ruram di istana Zelenski di Kiev.
“Hampir semua orang yakin bahwa bantuan akan segera datang,” kata sumber tersebut, seraya menambahkan bahwa “sementara kantor kepresidenan menunggu kabar baik dari AS, mereka juga berupaya meningkatkan mobilisasi dan perencanaan perang,” kata sumber Politico.
Sejauh ini, AS telah mengirim bantuan militer sebanyak 45 milar dolar ke Ukriana dari total dana yang dialokasikan.
Presiden AS Joe Biden saat ini sedang melobi Kongres untuk meloloskan rancangan undang-undang bantuan luar negeri yang akan mencakup tambahan senjata, amunisi, dan dukungan militer lainnya senilai 60 miliar dolar AS.
Namun, rancangan undang-undang tersebut terhenti di Kongres yang dikuasai Partai Republik, dengan Partai Republik menolak untuk melakukan pemungutan suara kecuali jika ada kaitannya dengan peningkatan pendanaan untuk keamanan perbatasan dan pengetatan undang-undang imigrasi AS.
Pada pertemuan di Lviv minggu ini, Zelensky mengatakan kepada Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer bahwa Ukraina “pasti akan kalah perang” jika Kongres gagal meloloskan RUU tersebut, klaim Schumer pada hari Jumat.
Pasukan Rusia merebut kota utama Avdiivka di Donbass akhir pekan lalu, mengusir pasukan Ukraina dari benteng yang telah mereka duduki dan perkuat sejak tahun 2014.
Zelensky bersikeras sejak Avdiivka jatuh bahwa kota itu akan tetap berada di tangan Ukraina seandainya AS memberinya cukup sumber daya. “Sayangnya, membiarkan Ukraina berada dalam kondisi kekurangan senjata memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk beradaptasi dengan intensitas permusuhan,” katanya.
Gedung Putih dan Pentagon sama-sama memperingatkan bahwa tanpa pendanaan lebih lanjut dari Amerika, situasi di Avdiivka akan segera terulang di kota-kota lain yang dikuasai Ukraina.
Selain kekurangan amunisi yang semakin parah, jumlah serdadu Ukraina pun makin “kritis”, menurut laporan Washington Post awal bulan ini, dan menambahkan bahwa defisit ini dapat mengakibatkan keruntuhan di lini depan.
Ukraina telah kehilangan lebih dari 383.000 tentara sejak konflik dimulai dua tahun lalu, menurut penghitungan terbaru dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Zelensky saat ini berencana untuk merekrut 450.000-500.000 tentara lagi, menggunakan undang-undang mobilisasi yang saat ini sedang dibuat. (FoxNews/Washington Post/Russia Today/Tribunnews)