Menteri Komunikasi Yaman Bantah Media Israel yang Menuduh Yaman Telah Memutus Kabel Bawah Laut
Melalui siaran persnya yang dipublikasikan Selasa (27/2/2024), Kementerian komunikasi Yaman menyangkal tuduhan yang dipromosikan oleh media Israel.
Penulis: Muhammad Barir
Kabel bawah laut di lepas pantai Yaman yang menghubungkan Eropa ke India telah rusak, dan operator telekomunikasi yang memilikinya kini harus memikirkan cara melakukan perbaikan bawah air di zona perang.
Seacom Ltd., perusahaan Afrika Selatan yang mengendalikan kabel tersebut, mendeteksi adanya masalah pada hari Sabtu, kata Chief Digital Officer Prenesh Padayachee dalam sebuah wawancara pada hari Senin.
Dia memperkirakan masalahnya ada di perairan dengan kedalaman sekitar 150 meter (492 kaki) hingga 170 meter di wilayah tempat pejuang Houthi yang didukung Iran menargetkan kapal-kapal dengan drone dan rudal.
Insiden ini menyoroti betapa rentannya infrastruktur bawah laut yang penting, khususnya di perairan dangkal yang memiliki banyak kabel. Ada sekitar 16 sistem kabel di Laut Merah, yang menghubungkan Eropa ke Asia melalui Mesir.
Meskipun Seacom dapat dengan cepat mengalihkan lalu lintas internet ke kabel alternatif, Seacom kini harus memikirkan logistik perbaikan kabel di zona perang, menurut Padayachee.
Perusahaan ini bekerja sama dengan perusahaan perbaikan kabel milik Emirates Telecommunications Group Co. PJSC dalam sebuah rencana, termasuk bagaimana mengasuransikan kapal perbaikan dan apakah mereka memerlukan pengawalan militer atau keamanan bersenjata.
“Gencatan senjata yang tertunda di wilayah tersebut mungkin memberikan kesempatan yang baik untuk melakukan perbaikan,” kata Padayachee.
Militan Houthi telah melontarkan ancaman untuk menyabotase kabel-kabel penting bawah laut di media sosial, namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka berhasil.
Sebagian besar kerusakan kabel disebabkan oleh peralatan penangkapan ikan seperti jaring pukat atau jangkar yang terseret di dasar laut, menurut data dari Komite Perlindungan Kabel Internasional.
“Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ini sabotase,” kata Padayachee. “Hanya setelah kita mengangkat kabelnya, kita dapat melihat apakah ada yang memotongnya.”
(Sumber: X, Sky News Arabia, bnnbloomberg)