Stabilkan Harga Bensin, Rusia Larang Ekspor BBM selama 6 Bulan, Berlaku Mulai 1 Maret 2024
Rusia pada hari selasa melaporkan akan melarang ekspor bensin selama 6 bulan.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Rusia pada hari Selasa melaporkan akan melarang ekspor bensin selama 6 bulan.
Tujuan Rusia melarang ekspor BBM adalah untuk menstabilkan harga dan mengatasi melonjaknya permintaan produk minyak mentah domestik.
Larangan yang berlaku mulai 1 Maret 2024 ini dikonfirmasi oleh juru bicara Wakil Perdana Menteri Alexander Novak, dikutip dari Reuters.
“Untuk mengimbangi permintaan produk minyak bumi yang berlebihan, perlu diambil langkah-langkah untuk membantu menstabilkan harga di pasar domestik,” kata Novak seperti dikutip dalam proposalnya oleh RBC.
Awalnya, Novak mengajukan larangan tersebut melalui surat pada 21 Februari 2024.
Saat ini, surat tersebut telah disetujui oleh Perdana Menteri Mikhail Mishustin.
Meskipun laporan tersebut telah mendapat persetujuan, keputusan resmi masih tertunda.
Menjelang pemilihan presiden pada bulan Maret, harga bahan bakar lokal di Rusia telah menjadi isu penting bagi pengemudi dan petani.
Tidak hanya itu, serangan drone Ukraina dalam beberapa bulan terakhir juga menargetkan kilang-kilang minyak Rusia, dikutip dari Bussiness Insider.
Selama ini, produk minyak dan gas merupakan ekspor terbesar Rusia.
Baca juga: Rusia Sebut Klaim Tentara Ukraina Tewas 31.000 Kebohongan, Shoigu: Mereka Kehilangan 440.000 Serdadu
Ekspor minyak dan gas ini menjadi pendapatan bagi perekonomian Rusia.
Rusia juga telah bekerja sama dengan Arab saudi, eksportir minyak terbesar dunia untuk menjaga harga minyak tetap tinggi.
Pada tahun 2023, Rusia telah memperoduksi 43,9 juta ton bensin dan mengekspor sekitar 5,76 juta ton atau sekitar 13 persen dari produksi.
Importir terbesar bensin Rusia sebagian besar berasal dari negara-negara Afrika, termasuk Nigeria, Libya, Tunisia dan juga Uni Emirat Arab.