Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

IDF Sudah Tahu Ribuan Warga Palestina akan Kerubungi Bantuan: Terencana, Berondong Peluru Tanpa Ragu

Pembantaian ratusan warga Palestina yang menunggu bantuan dilakukan Tentara Israel secara terencana, mereka menembak secara dingin, berondong peluru

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in IDF Sudah Tahu Ribuan Warga Palestina akan Kerubungi Bantuan: Terencana, Berondong Peluru Tanpa Ragu
AFP/ALINE MANOUKIAN
Gambar yang diambil dari video selebaran yang dirilis oleh tentara Israel pada tanggal 29 Februari 2024, menunjukkan apa yang dikatakan tentara sebagai warga Gaza di sekitar truk bantuan di Kota Gaza. - Pasukan Israel menembak mati 104 orang ketika massa bergegas menuju truk bantuan pada 29 Februari, kata kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. Sumber-sumber Israel membenarkan bahwa tentara melepaskan tembakan ke arah warga Palestina yang bergegas menuju truk bantuan di Gaza, dan salah satu sumber mengatakan tentara mengira mereka merupakan ancaman bagi tentara. (Photo by Aline MANOUKIAN / Israeli Army / AFP) 

MOmen Mengerikan yang Terjadi Saat Pembantaian Warga Palestina yang Tunggu Bantuan, IDF Berondong Peluru Tanpa Ragu

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, tembakan tentara Israel (IDF) terhadap orang-orang yang menunggu bantuan di dekat Kota Gaza menewaskan lebih dari seratus warga Palestina.

Awalnya, laporan menyebut ada sebanyak 104 warga Palestina dan melukai 280 orang. Namun kabar terbaru meyebut, korban tewas mencapai 112 orang.

Baca juga: Brigjen IDF Ingatkan Netanyahu, Serbuan ke Rafah saat Ramadan Bisa Picu Perang di Yudea dan Samaria 

Juru bicara militer Israel (IDF) mengatakan tidak ada informasi mengenai penembakan di lokasi tersebut.

Militer IDF kemudian mengklaim, hal yang terjadi adalah puluhan orang terluka akibat mendorong dan menginjak-injak ketika truk bantuan tiba di Gaza utara.

Sumber Israel mengatakan kepada Reuters kalau tentara melepaskan tembakan ke “beberapa orang” di antara kerumunan yang mereka anggap sebagai ancaman bagi mereka.

Belakangan, satu sumber di IDF mengakui tentara Israel melepaskan tembakan ke arah kerumuman orang.

Baca juga: IDF Klaim Cuma Tembak Kaki, Sumber Militer Israel Akui Bantai Ratusan Warga Palestina Gegara Hal Ini

Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di pantai Kota Gaza dirawat di Rumah Sakit Shifa pada Kamis, 29 Februari 2024. (AP Photo/Mahmoud Essa)
Warga Palestina yang terluka akibat serangan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di pantai Kota Gaza dirawat di Rumah Sakit Shifa pada Kamis, 29 Februari 2024. (AP Photo/Mahmoud Essa) (AP/Mahmoud Essa)

Pembantaian dengan Perencanaan, Secara Dingin Berondong Peluru

Berita Rekomendasi

Kantor Informasi Pemerintah di Gaza mengatakan kalau  pasukan pendudukan melakukan pembantaian mengerikan ini dengan perencanaan terlebih dahulu sebagai bagian dari genosida terhadap masyarakat Jalur Gaza.

Pemerintah Gaza juga mengatakan, ratusan orang yang jadi korban itu diberondong oleh senjata tentara Israel yang menembaki secara dingin, tanpa ragu. 

"IDF mengetahui kalau para korban akan tiba di wilayah tersebut untuk mendapatkan bantuan, namun mereka membunuh mereka secara dingin," kata pernyataan tersebut.

Kantor tersebut mengimbau dunia, negara-negara Arab dan Islam untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan perang genosida.

Pemerintahan Gaza juga meminta pemerintah Amerika Serikat (AS), komunitas internasional, dan pendudukan bertanggung jawab atas pembantaian yang mengerikan ini.

Koresponden Al Jazeera mengatakan bahwa korban tewas dan terluka dipindahkan ke Kompleks Rumah Sakit Al-Shifa, Rumah Sakit Kamal Adwan, dan Rumah Sakit Al-Awda, yang kesemuanya tidak memiliki kemampuan medis yang memadai.

Rekaman udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan kerumunan orang menyerbu truk bantuan di Gaza utara pada Kamis (29/2/2024).
Rekaman udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menunjukkan kerumunan orang menyerbu truk bantuan di Gaza utara pada Kamis (29/2/2024). (Pasukan Pertahanan Israel)

Pembantaian Terjadi Setelah Tinjauan Kemanusiaan

Insiden di Gaza terjadi beberapa jam setelah kunjungan administrator USAID Samantha Power ke perbatasan Kerem Shalom, di mana ia memohon kepada Israel untuk meningkatkan jumlah bantuan dan membuka penyeberangan tambahan.

“Sangat jelas bahwa ketika kondisi di Gaza terus memburuk bagi masyarakat Gaza, dua penyeberangan saja tidak cukup,” katanya.

“Kami sedang berbicara dengan para pejabat Israel tentang perlunya membuka lebih banyak jalur penyeberangan, lebih banyak jalan masuk ke Gaza, sehingga bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat meningkat secara signifikan. Ini adalah masalah hidup dan mati,” tambahnya.

Kunjungannya terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran dari para pejabat AS mengenai sasaran Israel terhadap pasukan polisi sipil (yang mencakup pasukan Hamas tetapi juga orang-orang yang tidak memiliki afiliasi langsung) yang mengawal truk bantuan di Gaza.

Hal ini bertepatan dengan penurunan tajam jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza dalam beberapa pekan terakhir.

Power membahas masalah memasukkan bantuan ke Gaza selama pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, menurut para pejabat AS.

Sebuah pesawat militer Yordania (tidak dalam gambar) menjatuhkan bantuan kemanusiaan di atas Rafah dan Khan Yunis di langit selatan Jalur Gaza pada 27 Februari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by SAID KHATIB / AFP)
Sebuah pesawat militer Yordania (tidak dalam gambar) menjatuhkan bantuan kemanusiaan di atas Rafah dan Khan Yunis di langit selatan Jalur Gaza pada 27 Februari 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas Palestina. (Photo by SAID KHATIB / AFP) (AFP/SAID KHATIB)

Penerjunan Bantuan Tidak Efektif

Para pejabat AS telah mulai membahas upaya terakhir dalam memasok bantuan melalui langkah-langkah seperti penerjunan bantuan lewat udara, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Axios, dicontohkan oleh penurunan bantuan baru-baru ini yang dilakukan oleh Yordania bekerja sama dengan Mesir dan Perancis.

Namun banyak pejabat AS yang skeptis terhadap efektivitas metode ini karena jumlah bantuan yang diberikan hanya setara dengan satu atau dua truk.

Terlepas dari itu, para pejabat AS bersikeras kalau meningkatkan jumlah truk bantuan yang masuk adalah prioritas utama.

Para pejabat AS lebih lanjut mencatat kalau insiden tersebut menyoroti perlunya gencatan senjata sementara sesegera mungkin, terutama menjelang Ramadan yang akan dimulai satu setengah minggu lagi, mengingat semakin parahnya krisis kemanusiaan di Gaza.

(oln/rtrs/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas