Angkatan Laut Iran Sita Kapal Tanker AS Advantage Sweet Beserta Minyak-minyaknya Senilai Rp 785 M
Kapal kargo milik AS pengangkut minyak beserta muatannya yang disita IRGC Iran bernilai 50 juta dolar AS atau setara Rp 785,6 miliar.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
“Dalam dua tahun terakhir, Iran secara tidak sah telah menyita setidaknya lima kapal komersial yang berlayar di Timur Tengah,” tambah pihak AS.
Media Iran mengatakan penyitaan kapal tanker itu adalah akibat dari tabrakan semalam antara Advantage Sweet dan kapal Iran yang tidak dikenal.
“[Sebuah] kapal tak dikenal bertabrakan dengan kapal Iran tadi malam di Teluk Persia, menyebabkan beberapa awak Iran hilang dan terluka,” bunyi laporan itu.
Menurut manajer kapal tanker tersebut, Advantage Sweet sedang dikawal ke pelabuhan Iran dengan awak 24 orang.
“Keselamatan dan kesejahteraan anggota kru kami yang berharga adalah prioritas nomor satu kami,” demikian bunyi pernyataan Advantage Sweet.
“Pengalaman serupa menunjukkan bahwa awak kapal yang dibawa dalam keadaan seperti itu tidak berada dalam bahaya,” tulis laporan tersebut.
Angkatan bersenjata Garda Revolusi Iran (IRGC) diketahui memang telah menyerang dan menyita serangkaian kapal tanker sebagai bagian dari ketegangan yang sedang berlangsung antara Teheran dan Barat.
Selain penyitaan kapal tanker, IRGC juga terlibat dalam beberapa serangan drone mematikan terhadap kapal-kapal yang memiliki hubungan bisnis dengan Israel, musuh utama mereka di kawasan yang saat ini membombardir Gaza.
“Meskipun penangkapan kapal tanker berbendera Kepulauan Marshall menandai aktivitas pertama yang dilakukan Iran pada tahun 2023, penangkapan kapal tanker dan gangguan lalu lintas maritim telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebijakan keamanan Iran, terutama selama periode ketegangan puncak seperti selama Perang Dunia II, Perang Iran-Irak, sanksi minyak, dan periode tekanan maksimum pasca-2019,” kata Behnam Ben Taleblu, pakar Iran di Yayasan Pertahanan Demokrasi, dilansir USNI News.
Analis itu menyebut, Iran punya pola untuk mengadili kapal-kapal berentitas musuh di pengadilan mereka dan menerapkan hukuman berdasarkan keputusan pengadilan tersebut, sebuah hal yang belakangan terbukti setelah putusan terkait penyitaan Kapal Advantage Sweet.
“Meski pers Iran menuduh ada tabrakan antara kapal tanker dan kapal Iran pada malam sebelumnya, Teheran telah lama menyerang kapal tanker dan kapal tanker minyak berbendera asing sebagai cara untuk mengadili konflik dengan musuh. Ini kemungkinan merupakan kelanjutan dari pola tersebut,” kata Behnam Ben Taleblu.
(oln/USNI/PT/*)