Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hizbullah Diakui Memperburuk Situasi, Menteri Israel Ungkap Suara Hatinya yang Tak Ingin Perang

Hizbullah terus melancarkan serangan di wilayah utara Israel, sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Hamas dan warga Gaza. 

Editor: Willem Jonata
zoom-in Hizbullah Diakui Memperburuk Situasi, Menteri Israel Ungkap Suara Hatinya yang Tak Ingin Perang
Kementerian Pertahanan Israel/Anadolu Agency]
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengunjungi pangkalan Divisi 91 di Israel utara, 11 November 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berbicara kepada tentara IDF yang bertugas di bagian utara negara tersebut.

Kepada mereka, Gallant mengatakan bahwa Hizbullah bertanggung jawab memperburuk situasi saat ini.

Fokus Israel dibuat terpecah. Bukan hanya menekan Hamas di Gaza. Tapi juga harus berjibaku melindungi wilayah utara Israel dari gempuran pasukan Hassan Nasrallah.

Diketahui ratusan ribu warga Israel di wilayah utara dipaksa mengungsi sebagai antisipasi jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil akibat sepak terjang Hizbullah.

“Kita perlu memahami situasi yang kita hadapi. Hizbullah bertanggung jawab atas memburuknya situasi dan membawa kita lebih dekat ke titik, di mana kita harus mengambil keputusan mengenai apa yang kita lakukan,” kata Gallant dikutip Israelnationalnews.

Baca juga: Rudal Anti-Tank Hizbullah Koyak Pemukiman Margaliot Israel, 1 Tewas dan 7 Luka-luka

Gallant lantas mengungkap isi hatinya bahwa ia tak ingin Israel harus berperang. Dan ia juga berpikir betapa pentingnya untuk mengetahui ada peluang untuk mencegah perang.

Namun, saat ini situasi memburuk. Hizbullah terus melancarkan serangan sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Hamas dan warga Gaza. 

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant bicara di hadapan tentara IDF.
Karenanya, Galant meminta tentara IDF yang bertugas di utara Israel untuk meningkatkan kemampuan dan selalu siap serta waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi. 
Berita Rekomendasi

"Saya sampaikan kepada Anda, Hizbullah bertanggung jawab karena telah memperburuk situasi dan membawa kita ke titik pengambilan keputusan, kita akan memutuskan apa yang pada akhirnya akan membuat warga negara kita kembali ke rumah dengan selamat,” kata Gallant.

Selama perang di Gaza berkecamuk, Hizbullah tak akan berhenti perangi Israel

Hizbullah menolak berhenti 'mengganggu' Israel dari wilayah utara negara tersebut hingga perang di Gaza diakhiri.

Pasukan Hizbullah baru akan menarik diri dari konfrontasi dengan IDF apabila kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza terealisasi.

“Ketika gencatan senjata dimulai di Gaza, gencatan senjata juga akan dimulai di Lebanon,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naeem Qassem dikutip Safahahh, Selasa (5/3/2024).

Ancaman dan tekanan Israel sama sekali tak menyiutkan nyali pasukan Hizbullah.

“Mereka mengancam kami dengan agresi, kami mengancam mereka dengan ketabahan, perlawanan, dan konfrontasi. Mereka menghadapi pahlawan pemberani yang telah mereka rasakan dari kami sebelumnya," sambung Qassem.

Naeem Qassem mengatakan, Israel sebelumnya mengirim delegasi melalui AS untuk berbicara dengan utusan Hizbullah.

Alih-alih berunding dan mencari solusi untuk menghentikan agresinya di Jalur Gaza, Israel justru mengancam akan melanjutkan agresinya melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

"Ketika para utusan datang ke Lebanon, mereka berdiskusi dengan kami tentang intimidasi agresi Israel!" kata Naeem Qassem, membahas ancaman dari delegasi Israel.

"Tidak ada yang berdiskusi dengan kami bagaimana agresi dapat dihentikan, namun mereka malah memberi tahu kami bahwa agresi terhadap Gaza akan terus berlanjut dan kami menyarankan Anda jangan lanjutkan di Lebanon, karena Israel mungkin akan memperluas agresinya. Siapa yang kamu ancam? Siapa yang kamu takuti?!!!” lanjutnya.

Selama kunjungannya ke Beirut, utusan AS untuk Lebanon, Amos Hockstein, menyampaikan pesan ancaman kepada para pejabat Lebanon bahwa gencatan senjata di Gaza tidak serta merta meluas ke Lebanon.

Ia menekankan eskalasi adalah masalah yang berbahaya dan tidak akan terjadi lagi, seperti diberitakan Arabic Trend.

Pejabat Hizbullah itu juga mengusulkan untuk mengubah formula keamanan di perbatasan Lebanon-Israel.

Sebelumnya, pejuang Hizbullah di Lebanon selatan mencatat upaya dua kelompok tentara Israel yang menyusup ke Lebanon untuk menguji pertahanan Hizbullah pada 2-3 Maret 2024 malam.

Pejuang Hizbullah menghadapi mereka di tengah kelanjutan baku tembak antara tentara Israel dan Hizbullah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas