Negosiasi Buntu, Media Israel: Netanyahu Mau Tempatkan Tentara IDF di Gaza Selama 10 Tahun ke Depan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berencana untuk mempertahankan tentara Israel di Jalur Gaza selama sepuluh tahun ke depan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Media Israel: Netanyahu Berencana Tempatkan Tentara IDF di Gaza Selama 10 Tahun Mendatang
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Times of Israel Rabu (6/3/2024) melaporkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berencana untuk mempertahankan tentara Israel di Jalur Gaza selama sepuluh tahun ke depan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Al-Maliki, memperingatkan memudarnya peluang penghentian perang Israel di Jalur Gaza.
Sementara itu, New York Times juga melaporkan pada Rabu negosiasi antara Hamas dan Israel telah menemui jalan buntu.
Baca juga: Israel Tolak Tuntutan Hamas, Negosiasi Gencatan Senjata Perang Gaza di Kairo Temui Jalan Buntu
Surat kabar Amerika tersebut mengatakan hambatan dalam perundingan tersebut adalah kembalinya pria Palestina yang “usia militer” ke Jalur Gaza utara.
Menurut sumber yang mengetahui perundingan yang sedang berlangsung, Israel telah menyetujui pemulangan secara bertahap para pengungsi yang meninggalkan rumah mereka di Jalur Gaza utara, dengan pengecualian pria “usia militer”.
Usulan ini ditolak oleh Hamas.
Hamas: Kami Sudah Berusaha
Perundingan gencatan senjata Perang Gaza yang dilakukan di Kairo, Mesir mengalami kebuntuan setelah Hamas menolak tawaran untuk membebaskan sekitar 100 sandera dan 30 sandera lainnya.
Meski begitu, Hamas akan terus berusaha untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel menjelang Ramadhan.
"Kami menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan untuk mencapai penghentian komprehensif agresi terhadap rakyat kami, namun pendudukan masih menghindari hak perjanjian ini," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Rabu (6/3/2024), dikutip dari Arab News.
Para perunding dari Hamas, Qatar, dan Mesir – namun bukan Israel – berada di Kairo untuk mencoba mencapai gencatan senjata selama 40 hari.
Sementara Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada Selasa (5/3/2024) mengatakan Hamas berhak menerima kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dengan imbalan pembebasan sandera Israel.
Kesepakatan yang diberikan kepada Hamas, yakni pembebasan para sandera dan bantuan ke Gaza yang akan ditingkatkan demi menghindari kekurangan gizi akut.
AS pada hari Selasa telah merevisi pernyataan dalam rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mendukung "gencatan senjata segera yang berlangsung sekitar enam minggu di Gaza, bersamaan dengan pembebasan semua sandera".