Negosiasi Buntu, Media Israel: Netanyahu Mau Tempatkan Tentara IDF di Gaza Selama 10 Tahun ke Depan
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berencana untuk mempertahankan tentara Israel di Jalur Gaza selama sepuluh tahun ke depan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Revisi ketiga dari rancangan undang-undang tersebut, kini mencerminkan pernyataan blak-blakan Wakil Presiden AS Kamala Harris yang menyerukan Israel untuk berbuat lebih banyak guna meringankan "bencana kemanusiaan" di Gaza.
Pembebasan sandera yang sakit, terluka, lanjut usia, dan perempuan akan menghasilkan gencatan senjata segera di Gaza setidaknya selama enam minggu.
"Fase pertama gencatan senjata ini juga akan memungkinkan gelombang bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza, dan memberikan waktu dan ruang untuk menjamin pengaturan yang lebih langgeng dan ketenangan yang berkelanjutan," kata Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Hari ke-152 Perang Israel-Hamas, Zionis Halangi Konvoi Bantuan Kemanusiaan
Sebelumnya di Beirut, pejabat Hamas Osama Hamdan mengulangi tuntutan utama kelompoknya: diakhirinya serangan militer Israel, penarikan pasukan Israel, dan kembalinya seluruh warga Gaza ke rumah-rumah yang terpaksa mereka tinggalkan.
Dia mengatakan pertukaran tahanan tidak dapat dilakukan kecuali setelah gencatan senjata.
Israel hanya menginginkan jeda dalam upaya untuk mengeluarkan sandera dari Gaza dan memberikan lebih banyak bantuan, dan bersikeras bahwa mereka tidak akan mengakhiri konflik sebelum Hamas "dilenyapkan".
Washington, pendukung utama politik dan militer Israel dan sponsor perundingan tersebut, juga memberikan tanggung jawab kepada penguasa Gaza.
"Saat ini hal ini ada di tangan Hamas. Israel telah bekerja sama. Ada tawaran yang masuk akal," kata Biden.
"Jika kita sampai pada situasi di mana pertempuran terus berlanjut hingga Ramadhan, itu akan sangat berbahaya," lanjutnya.
Alotnya Perundingan
Negosiasi selama tiga hari dengan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza, gagal mencapai terobosan.
Padahal, kurang dari seminggu lagi bulan suci Ramadhan akan tiba.
Hamdah Salhut dari Al Jazeera mengatakan pada hari Selasa bahwa putaran terakhir perundingan di Kairo, Mesir, "berakhir dengan kebuntuan" dan tidak jelas apa yang akan terjadi selanjutnya.
Baca juga: Negosiasi Gencatan Senjata Berakhir Tanpa Ada Putusan, Hamas Ingatkan Syarat Pertukaran Tahanan
"Israel mengatakan mereka menunggu tanggapan Hamas, sementara Hamas mengatakan mereka menunggu tanggapan Israel," katanya, dikutip dari Al Jazeera.
"Mediator yang berada di tengah-tengah berusaha menjembatani kesenjangan ini dengan mencoba menemukan solusi antara kedua belah pihak, namun tampaknya ada masalah yang tidak dapat diselesaikan," ungkapnya.