Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyiksaan Psikologis, Israel Jatuhkan Pamflet ke Gaza, Imbau Warga Beri Makan pada yang Membutuhkan

Tindakan ini dikecam sebagai bentuk 'penyiksaan psikologis' karena beberapa lembaga bantuan menyatakan Gaza berada di ambang kelaparan.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Penyiksaan Psikologis, Israel Jatuhkan Pamflet ke Gaza, Imbau Warga Beri Makan pada yang Membutuhkan
X/hebh_jamal
Israel jatuhkan pamlet ke Gaza, minta warga untuk memberi makan pada yang membutuhkan 

TRIBUNNEWS.COM - Warga Palestina mengecam aksi Israel yang menjatuhkan pamflet di Gaza menjelang masuknya bulan suci Ramadan, menyebutnya sebagai bentuk "penyiksaan psikologis".

Dilansir Middle East Eye, selebaran tersebut menyerukan kepada warga untuk memberi makan kepada orang yang membutuhkan dan berbicara dengan baik.

Padahal, warga Gaza sendiri berada dalam risiko kelaparan karena blokade Israel terhadap makanan dan air.

Setidaknya 20 orang meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi sejak dimulainya perang pada tanggal 7 Oktober.

Sejak itu, Israel memutus semua makanan, bantuan, listrik, dan bahan bakar ke Jalur Gaza.

Selebaran yang ditulis dalam bahasa Arab itu memuat gambar lampion yang biasa digunakan sebagai dekorasi Ramadan.

Terdapat bacaan memohon kepada Tuhan agar puasa diterima dan dosa diampuni, serta agar warga Palestina di wilayah tersebut mendapatkan buka puasa yang nikmat.

BERITA REKOMENDASI

Para jurnalis dan aktivis mengecam selebaran tersebut dan menyatakan bahwa kelaparan tidak akan meluas di Gaza jika bukan karena Israel.

Israel jatuhkan pamlet ke Gaza, minta warga untuk memberi makan pada yang membutuhkan
Israel jatuhkan pamlet ke Gaza, minta warga untuk memberi makan pada yang membutuhkan (Screenshot Twitter)

Pengacara hak asasi manusia May el-Sadany menyebut tindakan tersebut "sangat bejat."

Ia menambahkan bahwa Israel bertanggung jawab atas rakyat Palestina yang kelaparan.

Jurnalis Palestina Hebh Jamal menyebutnya sebagai “penyiksaan psikologis”.

Baca juga: Warga Palestina yang Dibebaskan Israel Bersaksi tentang Penganiayaan Tentara Israel saat Interogasi

Ambang kelaparan

Ramadan akan dimulai pekan depan, dengan sekitar dua juta warga Palestina di Gaza menjadi pengungsi menurut PBB.

Banyak yang mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsi, sekolah, dan tempat penampungan sementara.

Setidaknya 30.000 warga Palestina di Gaza telah terbunuh sejak 7 Oktober, dan setidaknya 70.000 orang terluka, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang mengenai awal bulan suci ini.

Gaza berada di ambang kelaparan, kata kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada akhir Februari lalu.

“Terakhir kali UNRWA bisa mengantarkan bantuan pangan ke Gaza utara adalah pada 23 Januari,” tulis Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, di media sosial.

Setidaknya 500.000 orang menghadapi kelaparan sementara hampir seluruh penduduk Gaza, yakni 2,3 juta orang, mengalami kekurangan pangan akut, menurut angka dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB.

Ini bukan pertama kalinya Israel menjatuhkan selebaran di Gaza menjelang Ramadan.

Pada bulan Juni 2018, pasukan Israel menjatuhkan selebaran menggunakan drone di wilayah tersebut di tengah protes Great March of Return, yang menewaskan sedikitnya 223 warga Palestina.

“Penduduk Jalur Gaza! Salam, dan semoga Ramadan membawa berkah bagi Anda,” demikian isi selebaran tersebut.

“Orang bijak mempertimbangkan hasil tindakannya terlebih dahulu dan memilih tindakan yang manfaatnya lebih besar daripada kerugiannya."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas