Senyum Ridwan Kamil saat Dengar Gagasan Dharma Pongrekun Soal Transportasi Terintegrasi
Adapun momen tersebut terjadi pada perhelatan debat perdana Pilkada Jakarta di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Minggu (6/10/2024) malam
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ridwan Kamil terlihat tersenyum mendengar jawaban Dharma Pongrekun terkait gagasan transportasi terintegrasi di Jakarta.
Adapun momen tersebut terjadi pada perhelatan debat perdana Pilkada Jakarta di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Minggu (6/10/2024) malam.
Baca juga: Ridwan Kamil Berencana Hadirkan Transportasi Air di Jakarta untuk Mengatasi Kemacetan
Mulanya pembawa acara debat Pilkada Jakarta Anissa Dasuki mengungkapkan berdasarkan data tahun 2022 Jakarta menduduki peringkat 29 sebagai kota termacet di dunia.
Warga Jakarta membutuhkan waktu 53 persen ekstra lebih lama untuk mencapai tujuan mereka selama jam sibuk dibandingkan waktu perjalanan normal.
Baca juga: Ridwan Kamil Berencana Hadirkan Transportasi Air di Jakarta untuk Mengatasi Kemacetan
Ia melanjutkan jumlah kendaraan bermotor tahun 2023 melonjak 24,3 persen dari 2017 sehingga total kendaraan mencapai 21,9 juta unit.
Berdasarkan dari data Korlantas Polri dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, lanjut Anissa aspek transportasi umum dan mobilitas merupakan kelemahan terbesar Jakarta untuk menjadi kota Global.
"Bagaimana program strategi dalam 5 tahun kepemimpinan Anda untuk mengatasi kemacetan di Jakarta," tanya Anissa.
Ridwan Kamil mengatakan mengatasi macet bisa melalui memfasilitasi transportasi umum.
Sementara itu Pramono Anung mengucapkan akan menggratiskan transportasi umum. Agar tak banyak orang yang masuk ke Jakarta menggunakan tranportasi umum.
Merespon gagasan tersebut Dharma Pongrekun mengatakan gagasan dua pesaingnya itu benar. Tetapi menurutnya prioritas mana yang harus didahulukan.
Baca juga: Debat Perdana Pilgub Jakarta 2024: Pramono-Rano Karno Ingin Buat Benyamin S Award, Ini Maksudnya
"Karena waktu kita hanya 5 tahun kita tidak bisa beretorika dengan berangan-angan sementara pada saat kita turun nantinya itu belum terlaksana. Jadi yang pertama harus kita lakukan adalah bagaimana kita mengoptimalkan manajemennya dulu jangan sampai aturannya sudah ada tetapi hanya menjadi aturan dan tidak dikawal bagaimana kelanjutannya," kata Dharma Pongrekun.
Mendengar jawaban itu Ridwan Kamil tampak tersenyum yang kemudian ditutupi dengan tangan kirinya.
"Jangan sampai ada programnya apalagi tidak dilaksanakan. Jadi semua menjadi percuma ketika hanya menjadi rencana tanpa eksekusi kita perlu segera eksekusi bukan lagi berdiskusi," tegas Dharma Pongrekun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.