3 Bulan Ditangguhkan, Penerbangan Osprey yang Kecelakaan di Jepang Kini Boleh Terbang
Pesawat angkut Osprey militer AS kini boleh terbang kembali meskipun penyelidikan masih terus dilakukan.
Editor: Erik S
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pesawat angkut Osprey militer AS yang ditangguhkan penerbangannya karena kecelakaan di lepas pantai Yakushima, Prefektur Kagoshima, Jepang kini boleh terbang kembali meskipun penyelidikan masih terus dilakukan.
"Dalam waktu 3 bulan pesawat angkut Osprey militer AS ditangguhkan penerbangannya. Penyelidikan sebenarnya masih belum selesai. Namun kini tampaknya sudah diperbolehkan kembali terbang setelah pihak AS mengumumkan hal itu kemarin (8/3/2024)," ungkap sumber Tribunnews.com Sabtu (9/3/2024).
Menyusul jatuhnya pesawat angkut Osprey militer AS di lepas pantai Yakushima, Prefektur Kagoshima pada November tahun lalu, militer AS telah mengambil tindakan untuk menangguhkan penerbangan Osprey.
Baca juga: Pesawat Angkut Sembako Milik Smart Air yang Hilang Kontak di Kalimantan Utara Diawaki 2 Orang
Tetapi tindakan tersebut dicabut pada tanggal 8 Maret waktu AS, untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar tiga bulan. Meskipun kecelakaan Osprey terus terjadi di berbagai tempat, dan ada kekhawatiran mengenai dimulainya kembali penerbangan di Amerika Serikat.
Pada bulan November tahun lalu, sebuah pesawat angkut Osprey militer AS jatuh di lepas pantai Yakushima, Prefektur Kagoshima, menewaskan delapan orang di dalamnya, dan militer AS mengumumkan tindakan untuk menangguhkan penerbangan Osprey yang diberlakukan di seluruh dunia.
Militer AS mengeluarkan pernyataan pada tanggal 8 Maret 2024 waktu AS, mengumumkan bahwa mereka akan mencabut penangguhan penerbangan untuk pertama kalinya dalam waktu sekitar tiga bulan dan mengizinkan penerbangan.
Di sisi lain, penyebab kecelakaan tersebut disebut-sebut adalah "masalah pada pesawat yang menyebabkan kecelakaan tersebut."
Namun belum dapat ditentukan sepenuhnya dan penyelidikan masih akan terus berlanjut.
Ada serangkaian kecelakaan yang melibatkan Osprey di berbagai lokasi, termasuk satu kecelakaan pada bulan Juni tahun lalu yang menewaskan lima awak di California Barat, dan satu lagi pada Agustus tahun lalu yang menewaskan tiga awak di Australia.
Mengomentari keamanan Osprey, Comer, ketua Komite Pengawasan dan Akuntabilitas parlemen AS, mengatakan pada tanggal 6 Maret 2024, "Departemen Pertahanan masih belum memberikan jawaban kepada komite dan rakyat Amerika tentang keamanan Osprey terutama mengenai akuntabilitas tindakan yang diambil dan penilaian risiko Departemen Pertahanan."
Baca juga: Profil Pesawat Angkut Militer Il-76 Rusia, Si Gajah yang Terbakar Dihajar Drone Semut Ukraina
Militer Amerika mengatakan bahwa Korps Marinir dan Angkatan Udara akan memutuskan waktu spesifik untuk melanjutkan penerbangan, namun ada suara kekhawatiran di Amerika dan Jepang mengenai dimulainya kembali penerbangan.
Mengenai keputusan militer AS untuk mengizinkan Osprey terbang, juru bicara Departemen Pertahanan AS Ryder mengatakan pada konferensi pers pada tanggal 8 Maret, "Keputusan ini didasarkan pada pendekatan menyeluruh berbasis data yang memprioritaskan keselamatan kru. Ini adalah respons yang menjamin keamanan,” katanya.
Mengenai kerja sama dengan Jepang, katanya, "Kedua negara telah bekerja sama secara erat di berbagai tingkatan, termasuk dalam jadwal spesifik kepulangan penerbangan Osprey. Kami berterima kasih atas dukungan Jepang selama proses ini dan kami transparan tentang tindakan yang kita ambil."
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.