WFP : 17 Juta Warga Yaman Alami Kerawanan Pangan, Imbas Perang Saudara hingga Kekeringan
Perang saudara yang telah berlangsung selama delapan tahun menyebabkan distorsi dan ketidakselarasan kebijakan pertanian nasional dan lokal
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNEWS.COM, YAMAN - Hampir satu dekade konflik di Yaman telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan yang paling parah.
Tanggap darurat Program Pangan Dunia (WFP) juga merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Tingkat kelaparan saat ini menyebabkan kesulitan besar bagi jutaan orang.
Meskipun bantuan kemanusiaan terus mengalir, 17 juta warga Yaman mengalami kerawanan pangan.
Serangkaian perang saudara yang terakhir telah berlangsung selama delapan tahun menyebabkan distorsi dan ketidakselarasan kebijakan pertanian nasional dan lokal.
Kondisi ini diperparah dengan wabah hama besar seperti belalang gurun, kekeringan dan banjir yang lebih sering terjadi terus-menerus mengikis aset pertanian negara tersebut.
Baca juga: Yaman Dibom Lagi, Houthi Langsung Balas Hujani Kapal Perang AS USS Carney Pakai Rudal AL dan Drone
Krisis pangan di Yaman masih menjadi problematika yang serius dan belum teratasi, kekurangan gizi di negara paling selatan jazirah arab ini tercatat masih cukup tinggi.
Indeks Kelaparan Global 2019 mencatat Yaman mempunyai skor kelaparan tertinggi kedua di dunia, setelah Republik Afrika Tengah dengan skor kelaparan yang sedikit memburuk sejak tahun 2000.
Program Pangan Dunia (WFP) dalam pernyataan tertulisnya bulan Desember 2023 mengumumkan jeda dalam distribusi makanan secara umum di daerah-daerah yang berada di bawah kendali otoritas yang berbasis di Sana'a, karena terbatasnya dana.
Juga tidak ada kesepakatan dengan pihak berwenang tentang program yang lebih kecil.
WFP telah mengurangi ransum di Yaman sejak 2022 karena kesenjangan pendanaan yang genting dan inflasi global setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Dalam pernyataannya, WFP akan mempertahankan dukungan nutrisi, inisiatif makanan sekolah, serta program mata pencaharian dan ketahanan.
WFP memasok sebagian besar kapasitas logistik untuk respons kemanusiaan di Yaman dan bantuan pangan WFP dan dukungan berkelanjutan dari para donor telah berperan penting dalam mencegah terjadinya kelaparan.
WFP menyatakan membutuhkan dana tambahan, dengan operasi yang membutuhkan dana sebesar 1,27 miliar dolar AS dari bulan Maret hingga Agustus 2024.
Manager Program Internasional Networking for Humanitarian (INH), Ibnu Hafidz mengatakan, krisis pangan di Yaman masih terus berlangsung hingga saat ini. Bahkan, beberapa lembaga dunia telah menyatakan bahwa Yaman merupakan negara paling miskin di kawasan Asia.
"Negara yaman yang di nobatkan sebagai negara paling miskin se-Asia disebabkan konflik perang saudara masih mengalami krisis pangan sampai sekarang. INH akan terus membuka program bantuan pangan untuk saudara-saudara kita di Yaman," katanya.
"Dengan geografis gurun bebatuan, lanjut Ibnu membuat yaman menjadi negara yang sulit mendistribusikan bantuan sampai ke pelosok pelosok desa. Akan tetapi dengan kegigihan dan kerja keras mitra kami distribusi bantuan pangan bisa terealisasi guna membantu mengurangi krisis kelaparan," katanya.
Menurutnya bantuan yang didistrubusikan secara langsung ke lokasi-lokasi perkampungan miskin di Yaman ini merupakan kerjasama dengan Muassasah Ibnu Abbas yang diketuai oleh Syekh Marie Thalib Masjari lembaga mitra lokal INH yang ada di Yaman di distrik Hafidz Banatsir, Hajr, Hadramaut, Yaman.
"Semua bantuan merupakan logistik keperluan sehari-hari yang bisa digunakan untuk menyambut bulan puasa besok, seperti beras, tepung gandum, gula, minyak goreng, kacang kedelai, spageti dan garam," jelasnya.