Sepagian Sudah 100 Roket Hizbullah Luncurkan ke Israel: 30 Roket Gelombang Kedua Tanpa Sirine
Pada gelombang kedua ini, Hizbullah melepaskan sekitar 30 roket, menjadikan total serangan pada Selasa (12/3/2024) pagi menjadi 100 roket.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Namun, sumber-sumber ini memperingatkan diskusi apa pun dan gencatan senjata dengan Hizbullah tidak akan bisa diterapkan selama agresi Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut.
Hizbullah Tak Takut Ancaman Israel
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naeem Qassem, menegaskan tuntutan Hizbullah untuk menghentikan ketegangan tetap sama yaitu harus ada gencatan senjata terlebih dahulu di Jalur Gaza.
Ia mengungkapkan Hizbullah tidak takut dengan ancaman Israel.
“Mereka mengancam kami dengan agresi, dan kami mengancam mereka dengan ketabahan, perlawanan, dan konfrontasi. Mereka menghadapi pahlawan pemberani yang telah mereka rasakan dari kami sebelumnya," katanya, Selasa (5/3/2024).
Naeem Qassem lalu membandingkan apa yang terjadi setelah perang Hizbullah-Israel pada tahun 2006 dengan apa yang mungkin terjadi jika hal itu terjadi lagi.
"Kami memberi tahu mereka jika Anda melakukan kebodohan… Saya membayangkan bahwa ini akan menjadi versi perbaikan dari bulan Juli 2006, sebuah tambahan kekalahan telak bagi Israel, dan tambahan kemenangan gemilang bagi Hizbullah, Lebanon, dan seluruh poros perlawanan," lanjutnya, dikutip dari Safahahh.
Menurutnya, tidak ada pihak Israel yang berdiskusi dengan Hizbullah mengenai bagaimana agresi di Jalur Gaza dapat dihentikan, seperti tuntutan Hizbullah sebelum mengakhiri permusuhan di perbatasan Lebanon-Israel.
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 30.800 jiwa dan 72.198 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (7/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.