TRIBUNNEWS.COM - Orang tua dan siswa dari sekolah yayasan Katolik di St Agnes dan St Teresa Avila mengaku sedih mengetahui bahwa sekolah tersebut akan segera ditutup seperti sekolah-sekolah lain, Yahoo News melaporkan.

Berdasarkan artikel yang diberitakan ABC 7, sekolah Katolik La Reina di Ventura County juga ditutup belum lama ini.

“Saya sedih karena saya mempunyai banyak kenangan di sini,” kata Camille Gonzalez, siswa kelas tiga di St Agnes.

"Dan jika ditutup, saya tidak akan punya lebih banyak (kenangan) lagi," ucapnya.

Dalam sebuah pernyataan, Keuskupan Agung Los Angeles mengakui bahwa pendaftaran peserta didik baru yang menjadi masalah besar.

Mereka menguraikan dalam lima tahun terakhir, pendaftaran di St Agnes telah turun 73,5 persen, menjadi hanya 60 siswa.

Sedangkan di St Teresa dari Avila menurun 67,5 persen, menjadi 37 siswa, lapor ABC 7.

Pernyataan tersebut sebagian berbunyi, "Pendaftaran diperkirakan akan terus menurun di kedua sekolah untuk tahun ajaran berikutnya."

"Sekolah-sekolah tersebut tidak lagi mampu secara finansial untuk mempertahankan operasional pada tingkat yang kami upayakan untuk menafkahi keluarga, guru, dan staf kami."

Meski begitu, orang tua tidak menyerah.

Mereka telah mendirikan GoFundMe, membagikan brosur untuk meningkatkan kesadaran dan mendapatkan dukungan.

Beberapa orang tua pun berkomitmen untuk menggelar dan mengikuti lari maraton guna mengumpulkan uang agar pintu sekolah tetap terbuka.

Baca juga: Intip Sumbangan Rp 1,5 Miliar Johnny G Plate untuk Gereja dan Yayasan Katolik, Diduga dari Korupsi

“Kami mencoba menggalang dana untuk sekolah tersebut,” kata Britney Dominguez, kakak perempuan Gomez dan mantan murid St Agnes.

"Sekolah ini terlilit hutang sebesar $200,000 dan kami mencoba untuk mengumpulkan setidaknya $500,000 hanya untuk membantu mempertahankan sekolah juga," urainya.

“Saya sangat yakin bahwa kami tidak perlu mengungsi, ini adalah rumah kami,” kata Elvia Perez, mantan mahasiswa St Agnes dan orang tua dari mahasiswa saat ini.

Keuskupan Agung LA mengatakan mereka berkomitmen untuk bekerja sama dengan keluarga-keluarga untuk menempatkan siswa di sekolah Katolik lain pilihan mereka.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)