Ukraina Punya 12 Pangkalan Rahasia Yang Sulut Emosi Rusia, Dibangun AS 8 Tahun Lalu
Sejumlah serangan drone dan rudal buatan negara NATO sangat merugikan Rusia, karena senjata tersebut merusak infrastruktur
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Sejumlah serangan di sejumlah perbatasan Rusia dengan Ukraina sering tejadi sejak invasi pada Februari 2022 hingga terjadinya peperangan panjang hingga saat ini.
Sejumlah serangan drone dan rudal buatan negara NATO sangat merugikan Rusia, karena senjata tersebut merusak infrastruktur, alat-alat perang penting dan militer serta warga setempat.
Saat itu sebagian penyerang dan lokasinya telah teridentifikasi dan militer moskow langsung mengambil tindakan. Akan tetapi sebagiannya lagi tidak terungkap.
Baca juga: Bom Luncur Rusia Jadi Mimpi Buruk bagi Batalyon Pertahanan Udara Ukraina, Sulit Terdeteksi Radar
Usut punya usut, militer Ukraina menyerang dari pangkalan rahasia yang telah lama dibangun.
Ternyata Amerika Serikat telah lama membantu Kiev dalam hal membendung serangan Rusia. Belajar dari konfrontasi yang berakhir dengan aneksasi Krimea, AS bersama CIA-nya membangun pangkalan rahasia di wilayah perbatasan.
The New York Times (NYT) menulis, setidaknya AS telah mendirikan 12 pangkalan rahasia di Ukraina. Bahkan pangkalan tersebut telah selesai dibangun pada delapan tahun lalu.
Pangkalan-pangkalan ini sebagian besar berupa bunker-bunker bawah tanah sehingga sulit diketahui oleh pihak Rusia.
Dari dalam bunker tersebut militer Kiev mengendalikan para spion, mendengarkan komunikasi militer Rusia, merencanakan serangan dan mengendalikan drone untuk menyerang Rusia.
“CIA dan badan intelijen AS lainnya memberikan informasi intelijen untuk serangan rudal yang ditargetkan, melacak pergerakan pasukan Rusia dan membantu memelihara jaringan mata-mata,” kata artikel tersebut.
“Hal ini telah mengubah Ukraina menjadi salah satu mitra intelijen terpenting Washington dalam perang melawan Kremlin,” tulis NYT.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-751: Rusia Diduga Siapkan Serangan Besar saat Musim Panas
Sekitar tahun 2016, CIA mulai melatih “Unit 2245” Ukraina, yang akan menyita drone dan peralatan komunikasi Rusia sehingga CIA dapat meretasnya. Salah satu petugas unit ini adalah Kirill Budanov, kepala Direktorat Intelijen Utama saat ini.
“CIA juga membantu melatih generasi baru mata-mata Ukraina yang beroperasi di Rusia, di seluruh Eropa, di Kuba, dan tempat-tempat lain di mana Rusia mempunyai kehadiran besar,” kata artikel itu.
Selama sepuluh tahun terakhir, kerja sama ini “mengubah Ukraina menjadi pusat pengumpulan intelijen yang menyadap lebih banyak komunikasi Rusia daripada stasiun CIA di Rusia.”
Dilihat dari informasi surat kabar tersebut, keterlibatan AS tersebut menjadi salah satu faktor yang menjadi dasar keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan invasi ke Ukraina.