Perang Rusia-Ukraina Diyakini Terjadi Berkepanjangan, Turkiye: 'Tak Ada Dasar Damai Tahun Ini'
Peperangan Rusia-Ukraina yang tadinya perang murni dua negara kini menjadi perang 'gesekan' banyak negara melawan Rusia.
Editor: Hendra Gunawan
Putin dan pejabat senior Rusia mengklaim bahwa rekor jumlah pemilih dan tingginya dukungan publik terhadap Putin menunjukkan persatuan dan kepercayaan Rusia terhadap Putin.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia (CEC) Ella Pamfilova mengumumkan pada 18 Maret bahwa Putin telah memenangkan pemilihan presiden dengan 87,28 persen suara.
Pamfilova menjelaskan jumlah pemilih dalam pemilu di Rusia adalah 77,44%, yang merupakan rekor tertinggi.
Selain itu, komisi tersebut mengatakan bahwa Putin memperoleh antara 88,12 dan 95,23 persen suara di wilayah pendudukan Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia dan Kherson serta Krimea.
Tinjauan tersebut menunjukkan bahwa pejabat pendudukan Rusia kemungkinan besar telah memalsukan rekor dukungan yang tinggi terhadap Putin di wilayah pendudukan Ukraina dan kemungkinan memaksa warga Ukraina untuk berpartisipasi dalam "pemilihan umum", yang pada dasarnya bersifat memaksa mengingat banyaknya jumlah pasukan Rusia yang beroperasi di wilayah pendudukan Ukraina.
Para ahli juga menambahkan bahwa Putin kemungkinan akan melanjutkan upayanya untuk menciptakan kondisi informasi untuk membenarkan pendudukan lanjutan wilayah Ukraina dengan kedok “melindungi” warga sipil yang berada dalam bahaya hanya karena invasi Rusia.