Haniyeh Sebut Israel Sengaja Serang RS Al-Shifa untuk Halangi Negosiasi Gencatan Senjata
Ismail Haniyeh mengatakan serangan Israel di rumah sakit Al-Shifa menunjukan usaha mereka untuk menyabotase perundingan gencatan senajata.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat tinggi Hamas, Ismail Haniyeh mengatakan serangan Israel di rumah sakit Al-Shifa menunjukan usaha mereka untuk menyabotase perundingan gencatan senjata yang terjadi di Doha.
Serangan Israel di Rumah Sakit Al-Shifa menewaskan kepala polisi Palestina Jenderal Fayeq Al-Mabhouh.
Al-Mabhouh bertugas untuk mengoordinasikan masuknya bantuan kemanusiaan dengan suku-suku Palestina dan UNRWA ke jalur Gaza.
“Penargetan pendudukan terhadap petugas polisi dan lembaga pemerintah di daerah kantong tersebut menggambarkan upaya mereka untuk menyebarkan kekacauan dan melanggengkan pertumpahan darah di Gaza,” kata Haniyeh, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Ia juga mengatakan serangan ini sengaja dilakukan oleh Israel untuk menghalangi negosiasi gencatan senjata di Gaza.
"Hal ini juga menunjukkan upaya para pemimpin pendudukan untuk menyabotase perundingan yang sedang berlangsung di Doha,” tambahnya, dikutip dari Al-Arabiya.
Negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera sedang berlangsung di Doha yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, di tengah perang Israel yang menghancurkan Gaza selama hampir enam bulan.
Mediator, Qatar mengatakan proposal akan segera diajukan ke Hamas.
Pada hari Senin (18/3/2024), kepala Mossad David Barnea telah terbang untuk melakukan pembicaraan dengan perdana menteri Qatar dan pejabat Mesir.
Ini merupakan pembicaraan pertama antara keduanya sejak mediator gagal mencapai gencatan senjata sebelum bulan Ramadhan.
Serangan Israel di RS Al-Shifa
Tentara Israel (IDF) menyerbu RS Al-Shifa dengan tank dan tembakan keras pada Senin (18/3/2024).
Baca juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Sebut Israel Sabotase Perundingan Gencatan Senjata
Serangan dimulai pada pukul 02.00 waktu setempat dan telah mengakibatkan banyak korban jiwa.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sekitar 30.000 orang, termasuk warga sipil yang mengungsi, pasien yang terluka dan staf medis terjebak di dalam kompleks tersebut.
Mereka juga mengatakan pergerakan sedikitpun di dalam RS Al-Shifa akan menjadi target tentara Israel.