Apa Itu ISIS-K, Kelompok yang Dituding AS di Belakang Serangan Teroris di Rusia
Pihak keamanan langsung bergerak dan pada Sabtu diniharinya menangkap sebanyak 11 orang yang diduga terlibat teror tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Intelijen Amerika Serikat menuding serangan teroris yang terjadi di Kota Crocus, pinggiran Moskow, Rusia Jumat (21/3/2024) malam lalu didalangi oleh ISIS.
Dalam teror itu, tidak kurang dari 133 orang dinyatakan tewas, sementara 150 lainnya mengalami luka-luka.
Pihak keamanan langsung bergerak dan pada Sabtu diniharinya menangkap sebanyak 11 orang yang diduga terlibat teror tersebut.
Baca juga: Benarkah Teror di Rusia Didalangi ISIS? Ini Fakta-faktanya: Pelaku Dibayar Untuk Membunuh
Empat orang diantaranya mengakui sebagai eksekutor. Mereka menyabar sebagai penonton konser, kemudian saat di dalam gedung menembaki penonton dengan senapan serbu.
AS mengklaim bahwa dalang dari penembakan paling mematikan sejak tahun 2004 tersebut adalah ISIS-K.
Lantas apa itu ISIS-K yang dikabarkan merupakan cabang ISIS di Afghanistan.
Reuters dalam sebuah artikelnya menjelaskan ISIS-K merupakan Negara Islam Khorasan.
Nama ini diambil berdasar istilah lama untuk wilayah yang mencakup sebagian Iran, Turkmenistan, dan Afghanistan.
ISIS-K dibentuk pada tahun 2014 oleh faksi anggota Taliban dan al-Qaeda yang membelot di Pakistan dan Afghanistan yang mengadopsi interpretasi jihadisme yang lebih keras.
Pada tahun 2015, kelompok tersebut secara resmi mengidentifikasi dirinya sebagai perpanjangan tangan ISIS di wilayah Khorasan.
Seperti ISIS, ISIS-K menganut tujuan mendirikan kekhalifahan transnasional, sebuah negara bagi umat Islam yang diatur berdasarkan interpretasi radikal mereka terhadap Islam.
ISIS-K yang muncul di Afghanistan timur pada akhir tahun 2014 dengan cepat mendapatkan reputasi atas kebrutalan ekstremnya.
Salah satu afiliasi regional paling aktif dari kelompok militan ISIS, ISIS-K, mengalami penurunan keanggotaan sejak mencapai puncaknya sekitar tahun 2018. Pasukan Taliban dan AS menimbulkan kerugian besar.
AS menganggap kelompok ini sebagai ancaman yang berkelanjutan. Jenderal Michael Kurilla, komandan Komando Pusat AS, mengatakan kepada Kongres pada Maret lalu bahwa ISIS-K dengan cepat mengembangkan kemampuan untuk melakukan “operasi eksternal” di Eropa dan Asia.