Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak di Tengah Darurat Nasional soal Gangster
Wali Kota termuda di Ekuador ditemukan tewas ditembak di dalam mobil pada Minggu (24/3/2024).
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota termuda di Ekuador, Briggitte Garcia (27) dan salah satu stafnya ditemukan di dalam sebuah modil dalam kondisi tewas ditembak pada Minggu (24/3/2024).
Insiden ini terjadi di tengah situasi darurat nasional imbas maraknya gelombang kekerasan yang dilakukan gangster dan gembong narkoba.
Dikutip dari Reuters, Kepolisian Nasional Ekuador melakukan penyelidikan terkait tewasnya Garcia yang merupakan Wali Kota San Vicente dan juru bicaranya, Jairo Loor setelah jasad mereka ditemukan di Provinsi Manabi.
Adapun hasil penyelidikan ditemukan adanya luka tembakan di jasad keduanya.
"Pada dini hari, dua orang diidentifikasi di dalam kendaraan tanpa tanda-tanda vital, dengan luka tembak," kata Kepolisian Nasional Ekuador dalam pernyataannya di akun X (dulu Twitter).
Selain itu, polisi mengungkapkan bahwa pelaku penembakan melakukan aksinya dari dalam mobil yang menjadi tempat ditemukannya jasad Garcia dan stafnya.
Polisi juga mengungkapkan bahwa mobil tersebut adalah mobil sewaan dan pelaku mengikutinya melalui GPS yang terpasang.
Di lokasi kejadian, polisi juga menemukan empat balistik termasuk peluru dan selongsongnya.
Sebagai informasi, Briggitte Garcia merupakan kader dari Partai Gerakan Revolusi Masyarakat yang dipimpin oleh mantan Presiden Ekuador, Rafael Correa.
Baca juga: Rusuh Geng di Ekuador, Kehidupan di Guayaquil Mulai Berangsur Normal Meski Warga Masih Terguncang
Correa dan capres dari partai yang dipimpinnya dalam pemilu baru-baru ini, menyebut penembakan terhadap Garcia adalah hal biadab.
"Saya baru saja mengetahui bahwa mereka telah membunuh Wali Kota San Vicente, Brigitte Garcia."
"Saya tidak bisa berkata-kata karena terkejut. Tidak ada tempat yang aman di Ekuador," jarnya.
Di sisi lain, selain Garcia, ada tokoh politik lain yang juga tewas ditembak yaitu salah satu capres Ekuador, Fernando Villavicencio.
Dikutip dari AFP, Villavicencio tewas ditembak sesaat setelah dirinya melakukan kampanye terkait pencapresannya pada Agustus 2023 lalu.
Situasi Ekuador semakin mencekam ketika pada 10 Januari 2024 lalu, orang bersenjata menyerbu studio sebuah stasiun televisi di kota pelabuhan Guayaquil.
Bahkan, para orang bersenjata itu turut menyandera beberapa jurnalis dan staf televisi tersebut.
Insiden itu pun terjadi di tengah situasi keamanan di Ekuador yang tidak menentu pasca kaburnya salah satu gangster terkenal dari negara tersebut, Jose Adolfo Macias alias Fito dari penjara.
Imbas dari insiden itu, Presiden Ekuador, Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat nasional selama 60 hari dan memberlakukan jam malam.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)