Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas
Pasukan Israel segera menyerbu Rafah. Mereka mengidentifikasi maut mengintai di sana mulai dari terowongan maut hingga markas rahasia Hamas.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Berbagai cara sudah dilakukan Israel, termasuk membanjiri terowongan dengan air laut, namun belum juga menunjukkan hasil yang diinginkan.
Baca juga: Media Israel Sebut Pembanjiran Terowongan Sukses, Hamas: Dibangun Insinyur, Sudah Diperhitungkan
Selain banyaknya jebakan, rendahnya kemauan pasukan IDF untuk masuk menelusur terowongan menjadi satu di antara faktor yang membuat jaringan bawah tanah ini cenderung tidak tersentuh.
Bahaya lain yang mengintai pasukan IDF adalah adanya apa yang mereka sebut sebagai attack command rooms.
Jikalau ruang komando Hamas ini ada di Rafah, IDF punya tantangan untuk menemukannya karena letaknya pasti tersembunyi dan dipersenjatai dengan jebakan-jebakan.
Hal lain yang IDF antisipasi di Rafah adalah apa yang mereka identifikasi sebagai markas rahasia pemimpin Hamas.
Jelas bukan pekerjaan mudah bagi IDF untuk menyisir tiap jengkal Rafah demi menemukan markas ini.
Faktor lain yang harus dihadapi Pasukan IDF adalah keberanian para petempur milisi perlawanan Palestina itu sendiri.
Taktik gerilya yang sering ditunjukkan Brigade AL-Qassam (sayap militer Hamas) dan Brigade Al-Quds (sayap militer PIJ) kerap menunjukkan kalau gerakan itu cenderung bergerak dalam kelompok kecil dengan taktik hit and run.
Kerap kali, mereka muncul secara mendadak 'di depan hidung' pasukan IDF tanpa disadari lalu mengejutkan mereka dengan rentetan tembakan atau serbuan roket.
Beli Tenda dari China, AS Keberatan
Terlepas dari persiapan taktis tempur bagi pasukannya tersebut, Israel dilaporkan juga menuruti keinginan AS untuk menyiapkan kondisi kemanusiaan bagi para pengungsi.
Laporan Channel 12 menyebutkan, "Sebagai persiapan untuk operasi masa depan di Rafah, dan sebagai bagian dari penanganan penduduk sipil yang tinggal di Rafah, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pembelian 40.000 tenda dari Tiongkok untuk Gaza."
Menurut saluran tersebut, "Tenda akan dipindahkan ke Gaza segera setelah tiba di Israel, dan lokasi yang jelas akan ditentukan bagi mereka di sektor tersebut, di mana tenda akan didirikan, dan pengungsi akan dipindahkan ke sana."
Di sisi lain, John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, dalam sebuah wawancara dengan saluran yang sama pada Rabu malam menegaskan kembali penolakan Amerika Serikat terhadap operasi militer di kota Rafah yang padat dengan pengungsi.
Dia berkata, “Kami percaya bahwa melakukan operasi darat skala besar di Rafah adalah sebuah kesalahan.”