Dua Wajah AS, Tak Setuju Penyerbuan Rafah Tapi Setuju Kirim 2.300 Bom dan 25 Jet F-35 ke Israel
AS dilaporkan menentang niat Israel menyerbu Rafah namun dalam beberapa hari terakhir mengizinkan pengiriman bom dan jet tempur miliaran dolar
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Dua Wajah AS, Tak Setuju Penyerbuan Rafah Tapi Setuju Kirim 2.300 Bom dan 25 Jet F-35 ke Israel
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan sikap hipokritnya atas pendiriannya terhadap agresi militer Israel di Gaza yang sudah berlangsung hampir enam bulan terakhir.
AS dilaporkan menentang niat Israel melakukan invasi militer darat ke Rafah namun dalam beberapa hari terakhir mengizinkan pengiriman bom dan jet tempur senilai miliaran dolar ke Israel.
Baca juga: Wasekjen PIJ: AS Ingin Perang di Gaza Berlanjut, Perselisihan Biden-Netanyahu Cuma Sandiwara
Persetujuan transfer senjata bernilai fantastis ini jelas menunjukkan dua muka negara tersebut karena di sisi lain mereka secara terbuka menyatakan penentangan rencana serangan militer Israel di Rafah, The Washington Post melaporkan pada Jumat (29/3/2024).
Mengutip pejabat Pentagon dan Departemen Luar Negeri, The Washington Post mengatakan paket baru transfer senjata dari AS ke Israel tersebut mencakup 1.800 bom MK-84 seberat 2.000 pon dan 500 bom MK-82 seberat 500 pon.
Total bom yang akan dikirim AS ke Israel itu tercatat sekitar 2.300 bom.
Paket itu akan dikirim bersama dengan 25 jet tempur F-35 yang pada awalnya disetujui sebagai bagian dari paket yang lebih besar oleh Kongres AS pada 2008 silam.
Diketahui, Israel meminta skuadron ketiga yang terdiri dari 25 jet F-35 pada Juli lalu, yang jika dikirimkan akan menjadikan jumlah total armada jet tempur mereka menjadi 75 unit.
Namun, momen persetujuan pengiriman ini berkenaan dengan rencana Israel menyerang Rafah, Gaza Selatan, sebuah rencana yang secara terbuka ditentang oleh AS sendiri.
Washington diketahui memberikan bantuan militer tahunan senilai 3,8 miliar dolar AS kepada Israel, sekutu utama dan abadinya.
"AS telah mengerahkan pertahanan udara dan amunisi ke Israel saat berperang melawan Hamas di Gaza, namun beberapa kelompok Demokrat dan Arab Amerika mengkritik dukungan teguh pemerintahan Biden terhadap Israel, dan menyerukan penggunaan bantuan militer," tulis ulasan JN.
Baca juga: Maut Menanti Israel di Rafah, Bersiap Hadapi Terowongan Maut, Ruang Komando, Markas Rahasia Hamas
Kesalahan Besar
Aksi transfer terbaru senjata AS ke Israel ini bertentangan dengan pernyataan Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris yang menyebut akan adanya kemungkinan konsekuensi dari AS jika Israel mengabaikan “garis merah” pemerintahan Joe Biden dan tetap bersikeras menyerbu kota Rafah di Gaza selatan, NY Post melaporkan.
“Kami sudah jelas dalam berbagai pembicaraan dan dalam segala hal bahwa operasi militer besar apa pun di Rafah akan menjadi kesalahan besar,” kata Harris dalam sebuah wawancara di acara “This Week” di ABC, Minggu (24/3/2024).
“Saya telah mempelajari petanya."