Markas Hizbullah di Suriah Dibom Israel, Korban Tewas Naik Jadi 52 Orang
Korban tewas telah meningkat menjadi 52 orang, di antaranya termasuk 38 tentara nasional, dan tujuh anggota Hizbullah Lebanon.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Markas Hizbullah di Suriah dibom Israel, korban tewas telah meningkat menjadi 52 orang, di antaranya termasuk 38 tentara nasional, dan tujuh anggota Hizbullah Lebanon, pengamat perang melaporkan pada Sabtu (30/3/2024).
"Mereka menargetkan depot roket milik Hizbullah Lebanon di dekat Bandara Aleppo, Suriah utara," terang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.
Israel meluncurkan serangan ke Suriah pada Jumat (29/3/2024) kemarin, laporan awal menyebut 36 orang tewas.
Tapi, jumlah korban tewas terus bertambah dari 36 orang, naik menjadi 44 orang hingga terakhir 52 orang.
Dalam serangan tersebut, militer Israel mengklaim menewaskan Wakil Kepala Unit Roket Hizbullah di Lebanon, Ali Naim.
Kematian Naim pun dikonfirmasi oleh Hizbullah.
Serangan Israel terhadap sasaran di Suriah meningkat sejak perang Israel melawan kelompok Hamas yang bersekutu dengan Hizbullah di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023.
Dilansir Al Arabiya, Israel juga sering menargetkan Hizbullah di Lebanon sebagai pembalasan atas serangan lintas batas.
Pengamaat perang yang mengutip sumber di Suriah mengatakan jumlah tentara Suriah yang tewas dalam sergapan Israel kali ini merupakan yang terbanyak sejak 7 Oktober.
Israel jarang mengomentari serangan individu, dan tidak membenarkan atau membantah serangan di Suriah.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dengan tegas mengatakan bahwa Tel Aviv akan terus melakukan operasi melawan Hizbullah di mana pun.
Baca juga: Israel Serang Naqoura, Hizbullah Balas Hujani Goren, Shlomi, dan Markas Batalion Liman Pakai Roket
"Kami akan membuat mereka membayar harga untuk setiap serangan yang diluncurkan dari Lebanon," kata Gallant.
Hizbullah terkenal memiliki persenjataan roket dan rudal yang kuat.
Kelompok militan ini hampir setiap hari saling baku tembak dengan militer Israel sejak serangan Hamas pada bulan Oktober.
“Suriah dan Lebanon telah menjadi medan pertempuran yang luas dalam perspektif Israel,” kata Riad Kahwaji, Kepala Institut Analisis Militer Timur Dekat dan Teluk, kepada AFP.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)