Bikin Putin Was-was, Zelensky Sukses Kembangkan Drone 1.000 KM, Mampu Produksi 10 Kali Lipat
Dalam penyerangan pada Senin (1/4/2024) tersebut, sejumlah warga setempat dilaporkan mengalami luka-luka, namun tidak ada yang meninggal dunia.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Dua serangan drone Ukraina menyasar pabrik drone dan instalasi energi di Kota Yelabuga, Tatarstan, Ukraina diklaim sebagai kemajuan Ukraina di tengah keterbatasan.
Dalam penyerangan pada Senin (1/4/2024) tersebut, sejumlah warga setempat dilaporkan mengalami luka-luka, namun tidak ada yang meninggal dunia.
Ukraina mengklaim bahwa drone pengembangan anak negeri tersebut mampu menembus ketatnya pertahanan Rusia dan mampu terbang hingga jarak 1.000 kilometer di tengah bumi Rusia.
Baca juga: Luncurkan UAV Kamikaze Hingga 1.000 KM di Rusia, Ukraina Hancurkan Pabrik Drone Shahed
Drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) buatan Ukraina ini tentunya membuat Presiden Rusia Vladimir Putin was-was, pasalnya bisa mencapai jarak yang cukup jauh dan sesuai dengan sasaran yang dipilih.
Menteri Transformasi Digital Mikhail Fedorov kepada media Jerman, Welt mengungkapkan bahwa seruan Presiden Volodymyr Zelensky untuk memproduksi satu juta unit telah memacu warganya mengembangkan produksi UAV.
Militer Ukraina dibantu oleh masyarakat terus meningkatkan Ukraina telah meningkatkan produksi drone dalam negeri secara signifikan.
Fedorov mengklaim Kiev kini mampu memproduksi drone jarak jdengan jangkauan penerbangan 700 km – 1.000 km. "Produksinya sepuluh kali lipat dibandingkan tahun lalu," kata Fedorov kepada Welt.
UAV yang diproduksi pun banyak variasinya dan dibuat sesuai kebutuhan seperti FPV, pengintaian, transportasi, tempur, kamikaze, drone laut dan darat.
Terakhir adalah UAV kamikaze baru yang mampu menyerang sasaran pada jarak melebihi 1.000 km seperti saat penyeragan di Tatarstan.
Majunya teknologi drone tersebut juga diiringi dengan pengembangan sistem robot berbasis darat dan peralatan peperangan elektroniknya sendiri.
Baca juga: Intel Rusia: Washington Diduga Terlibat Teror Balai Kota Crocus, Kambing Hitamkan ISIS
Ukraina berupaya memperkenalkan kecerdasan buatan ke dalam pengoperasian UAV, sehingga menunjukkan bahwa prototipe pertama dapat dikerahkan ke medan perang pada akhir tahun ini.
Fedorov menekankan bahwa Ukraina saat ini berada dalam “keadaan perang teknologi” dan bahwa drone telah menjadi alat penting di medan perang, dalam beberapa kasus bahkan menggantikan artileri.
Serangan Balasan Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan bahwa serangan di Tatarstan tersebut merupakan balasan Ukraina terhadap serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Rusia.
Volodymyr Zelensky, pada Selasa (2/4/2024) kemarin memberikan pidatonya beberapa setelah serangan drone yang dianggap sukses tersebut.
"Operasi penyelamatan sedang berlangsung di kota Dnipro setelah serangan Rusia. Secara khusus, gedung lembaga pendidikan dan taman kanak-kanak telah rusak. Saya berterima kasih kepada semua orang yang merespons dan pergi ke lokasi serangan untuk menyelamatkan membantu orang-orang sesegera mungkin. Ini adalah hal yang paling penting. Fakta bahwa teroris Rusia diserang sebagai balasan juga tidak kalah pentingnya. Serangan balasan ini terus menerus terjadi," kata Zelensky dikutip dari Pravda.
Zelensky menekankan bahwa pertahanan udara bagi Ukraina adalah perlindungan kehidupan, itulah yang harus berhasil.
"Sistem pertahanan udara yang ada tidak boleh dibiarkan begitu saja di beberapa pangkalan, ketika mereka bisa menyelamatkan ribuan nyawa dari teror Rusia," ujarnya.
Sementara Russia Today memberitakan drone Kiev tidak hanya menargetkan fasilitas militer atau energi, namun juga digunakan untuk menyerang bangunan tempat tinggal dan infrastruktur non-militer lainnya, yang sering kali menyebabkan kematian warga sipil.
Dalam serangan terbaru Ukraina itu, setidaknya sembilan orang terluka dalam serangan pesawat tak berawak di Wilayah Belgorod Rusia.
Gubernur Tatarstan, Vyacheslav Gladkov mengatakan, serangan tersebut merusak sebuah sekolah serta beberapa rumah, dan memecahkan jendela di delapan gedung apartemen bertingkat tinggi.
Dalam serangan lain pekan lalu, pesawat tak berawak kamikaze Ukraina menghantam sebuah bangunan perumahan di Belgorod, menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya.
Gladkov melaporkan bahwa sejak 11 Maret, serangan Ukraina terhadap ibu kota wilayah perbatasan telah merusak lebih dari 3.000 rumah.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan pada hari Selasa bahwa Kiev telah melakukan terorisme dan serangan jarak jauh terhadap penduduk sipil Rusia dalam upaya untuk “meyakinkan negara-negara Barat yang mendukungnya akan kemampuannya melawan Tentara Rusia.”
Hal ini terlepas dari fakta bahwa Kiev belum mencapai keberhasilan nyata di medan perang, tambah menteri tersebut.