Digempur Israel Habis-habisan, Bank Dunia Sebut Kerugian Infrastruktur Palestina Tembus Rp 295 T
Serangan yang dilakukan militer Israel awalnya ditujukan untuk mengusir Hamas dari wilayah Gaza. Namun lambat laun perang semakin meluas.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Sejak Israel melakukan operasi militer di Gaza pada 7 Oktober silam, pemerintah Palestina dilaporkan mengalami kerugian infrastruktur mencapai 18,5 miliar dolar AS atau senilai Rp 295 triliun, atau setara dengan output ekonomi gabungan Tepi Barat dan Gaza pada tahun 2022 silam.
Pernyataan itu dirilis Bank Dunia usai Israel melakukan agresi selama 6 bulan terakhir di Gaza. Serangan yang dilakukan militer Israel awalnya ditujukan untuk mengusir Hamas dari wilayah Gaza. Namun lambat laun perang semakin meluas.
Israel bahkan tak segan untuk melakukan pemboman udara besar-besaran hingga menghancurkan banyak infrastruktur penting di wilayah tersebut dan memicu timbulnya 26 juta ton sampah puing.
Baca juga: Prancis Berjanji Seret Tentara Prancis-Israel yang Terlibat Kejahatan di Gaza ke Pengadilan
Tak hanya itu, mengutip dari Al Arabiya serangan brutal Israel juga membuat 72 persen infrastruktur layanan publik seperti air, kesehatan, rusak parah. Sementara kerusakan pada infrastruktur di sektor pendidikan mencapai 19 persen dan kerusakan pada bangunan komersial dan industri sebanyak 9 persen.
Imbasnya satu juta orang kehilangan tempat tinggal, hingga tiga perempat penduduk Palestina terpaksa mengungsi dan menghadapi krisis kemanusiaan akut akibat pertempuran Hamas-Israel yang terus memanas.
"Kejutan terhadap ekonomi Gaza sebagai akibat dari konflik yang berlangsung merupakan salah satu yang terbesar yang diamati dalam sejarah ekonomi terkini," menurut laporan tersebut, yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
500 Masjid di Gaza Hancur
Kebrutalan pasukan Netanyahu diketahui telah memicu hancurnya lebih 500 masjid dengan rincian 217 masjid hancur seluruhnya dan 284 rusak sebagian. Termasuk termasuk Masjid Sayed al-Hashim yang dibangun pada abad ke-12. Masjid batu kapur bersejarah yang menjadi tempat makam kakek buyut Nabi Muhammad SAW, Hashim bin Abd Manaf.
Selain itu militer Israel turut menargetkan infrastruktur penting hingga membuat 200 situs bersejarah di Gaza berubah menjadi reruntuhan gurun.
Salah satunya Museum Rafah, museum koin kuno ini didirikan setelah pemerintah Palestina menghabiskan waktu sekitar 30 tahun untuk mengumpulkan koin kuno, pelat tembaga dan perhiasan. Namun akibat serangan udara Israel pada 11 Oktober lalu, sebagian besar bangunan Museum Rafah hancur.
Baca juga: Daftar 7 Relawan Kemanusiaan World Central Kitchen yang Tewas Dibom Israel Usai Bagi-bagi Makanan
Situasi serupa juga terlihat di Perpustakaan Masjid Agung Omari di Kota Gaza. Sebelum hancur bangunan ini pernah dipenuhi oleh 20.000 manuskrip langka, termasuk Al-Qur'an kuno, biografi Nabi Muhammad SAW, dan buku-buku kuno mengenai filsafat, kedokteran dan mistisisme sufi.
"Akibat pengeboman Israel, kami tidak lagi mendengar adzan di lingkungan kami karena kehancuran total di wilayah timur kota, termasuk masjid," kata seorang warga Khan Younis, Khaled Abu Jame kepada Middle East Eye.
Sekolah di Gaza Ditutup
Sementara itu Kementerian Pendidikan Palestina menyebut 281 sekolah negeri dan 65 sekolah bantuan UNRWA telah hancur karena bom. Sebanyak 4.368 pelajar Palestina juga dilaporkan tewas sementara 8.101 orang lainnya mengalami luka-luka.
Lonjakan korban tewas pada pelajar dan guru di Gaza mulai meningkat pasca Israel mengintensifkan serangannya ke sekolah – sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi (UNRWA). Imbas melonjaknya korban jiwa serta rusaknya fasilitas sekolah, aktivitas belajar mengajar di Palestina terpaksa diberhentikan sementara selama tahun ajaran 2023/2024.