120 Ribu Orang Tunaikan Salat Jumat Terakhir Ramadan di Masjid Al-Aqsa, Jamaah Tepi Barat Hampir Nol
Tentara Israel, dengan menggunakan pesawat "Doron", menyerang orang-orang yang ber-i'tikaf di Masjid Al-Aqsa dengan melemparkan bom gas air
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
120 Ribu Orang Tunaikan Salat Jumat Terakhir Ramadan di Masjid Al-Aqsa, Jamaah Tepi Barat Hampir Nol
TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 120.000 jamaah dilaporkan melaksanakan salat Jumat terakhir bulan Ramadan tahun ini di Masjid Al-Aqsa, Jumat (5/4/2024).
Puluhan ribu jamaah itu menunaikan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa di tengah ketatnya blokade tentara pendudukan Israel (IDF) yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kota Suci dan sekitarnya.
Baca juga: Temple Institute Israel Mau Gelar Ritual Kurban Sapi Merah di Idul Fitri, Kuil Yahudi Dibangun Lagi?
Tentara IDF dilaporkan mencegah masyarakat Tepi Barat mencapai Al -Masjid Aqsa, menurut penasihat media Kegubernuran Yerusalem, Sharif Marouf Al-Rifai.
"Al-Rifai mengatakan, otoritas pendudukan Israel melarang masyarakat Tepi Barat mencapai Masjid Al-Aqsa, dan jumlah mereka pada hari Jumat ini hampir nol, dan mereka yang menghadiri masjid tersebut berasal dari daerah tahun 1948 dan kota Yerusalem," tulis laporan Khaberni.
Dia menjelaskan, otoritas pendudukan Israel, dengan menggunakan pesawat "Doron", menyerang orang-orang yang ber-i'tikaf di Masjid Al-Aqsa dengan melemparkan bom gas air mata.
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
Sebelumnya, Pihak berwenang Israel juga telah melarang warga Palestina dari Tepi Barat memasuki Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki untuk hari Jumat kedua berturut-turut di bulan suci Ramadan, Jumat (22/3/2024).
Sejumlah besar tentara dan polisi Israel dikerahkan di seluruh kota untuk membatasi akses umat Muslim ke Masjid Al Aqsa.
Diberitakan Anadolu Agency, beberapa pria dan wanita ditolak masuk oleh pasukan Israel, dengan alasan mereka tidak mendapatkan izin yang diperlukan.
Seorang warga Palestina, Abdullah Hamayel (63) mengungkapkan, pihak berwenang Israel menolak dia masuk ke Yerusalem.
Israel mengklaim bahwa Hamayel tidak mendapatkan izin, meskipun dia membawa paspor Amerika.
“Yerusalem lebih berharga bagi kami dibandingkan apa pun, namun hari ini kami bahkan dilarang untuk berdoa di sana," kata Hamayel, Jumat.
Tanggapan Kemenlu Palestina
Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut, mencegah warga Palestina untuk salat di Masjid Al Aqsa adalah sebuah kejahatan.
Palestina juga mengatakan, aksi Israel itu merupakan pelanggaran terhadap janji PM Israel Benjamin Netanyahu untuk memberikan akses ke masjid tersebut selama bulan Ramadhan.