Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Al-Quds, Sekjen Hizbullah Sindir Negara Arab: Harusnya Malu Normalisasi Hubungan dengan Israel

Sekjen Hizbullah, Hasan Nasrallah juga menyindir manuver sejumlah negara Arab yang justru berniat melakukan normalisasi hubungan dengan Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hari Al-Quds, Sekjen Hizbullah Sindir Negara Arab: Harusnya Malu Normalisasi Hubungan dengan Israel
dok. AFP
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah. 

“Iran telah menjadi pendukung semua orang yang menentang entitas ini sejak 1979, dan dukungannya telah mengubah banyak hal.”

“Jika Iran ingin mengubah posisinya, hal itu sudah dilakukan beberapa dekade lalu,” tambahnya.

“Semua pejuang perlawanan yang bergantung pada Iran harus yakin bahwa Iran tidak akan meninggalkan kaum tertindas dan juga tidak akan meninggalkan sekutunya.”

Baca juga: Bom Suriah, Menhan Israel: Serangan Militer Kami Lakukan di Seluruh Timur Tengah Melawan Musuh

Gambar yang diambil dari TV al-Manar Hizbullah yang diambil pada tanggal 5 Januari 2024, menunjukkan pemimpin gerakan Syiah Lebanon Hizbullah Hassan Nasrallah menyampaikan pidato di televisi.
Gambar yang diambil dari TV al-Manar Hizbullah yang diambil pada tanggal 5 Januari 2024, menunjukkan pemimpin gerakan Syiah Lebanon Hizbullah Hassan Nasrallah menyampaikan pidato di televisi. (Al-Manar / AFP)

Sindir Negara Arab

Nasrallah juga menyindir manuver sejumlah negara Arab yang justru berniat melakukan normalisasi hubungan dengan Israel yang melancarkan agresi militer ke Gaza di tengah perlawanan rakyat Palestina.

“Bagi setiap pejuang perlawanan yang terhormat, persahabatan dengan Iran adalah tindakan kemanusiaan dan martabat yang terhormat, dan mereka yang seharusnya merasa malu adalah mereka yang menormalisasi hubungan dengan Israel.”

“Malu atas keramahan Anda terhadap Amerika Serikat, yang bertanggung jawab atas kejahatan dan perang di kawasan ini,” lanjutnya.

“Hubungan dengan Iran, yang memberikan bantuan untuk memulihkan tanah dan kedaulatan, didasarkan pada prinsip paling sederhana, yaitu hubungan kesetiaan.”

Berita Rekomendasi

“Tidak ada keraguan bahwa [Operasi] Banjir al-Aqsa adalah titik sejarah di wilayah kami, dan operasi tersebut secara drastis mengubah status quo regional, baik sebagai sekutu maupun musuh,” kata pemimpin Hizbullah tersebut.

“Kita berada di hadapan sebuah peristiwa yang membahayakan kelangsungan hidup Israel dan mengungkap kerapuhannya,” kata dia.

Baca juga: Israel Terpojok, AS Balik Badan, Dewan PBB Larang Ekspor Senjata ke Tel Aviv, IDF Perang Pakai Batu?

BOMBARDEMEN ISRAEL - Foto dari ketinggian yang menunjukkan kehancuran di satu sudut di Jalur Gaza Palestina yang hancur karena bombardemen tanpa pandang bulu Israel.
BOMBARDEMEN ISRAEL - Foto dari ketinggian yang menunjukkan kehancuran di satu sudut di Jalur Gaza Palestina yang hancur karena bombardemen tanpa pandang bulu Israel. (tangkap layar twitter)

Perang Orang Gila

Nasrallah menggambarkan perang di Gaza sebagai perang "orang-orang yang kehilangan akal sehatnya, perang para penjagal dan penjahat."

Ia mengatakan, enam bulan setelah perang, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Keamanan Yoav Gallant, dan pihak-pihak lain di “Israel” masih “tidak waras”.

Dia secara khusus merujuk pada strategi Israel yang menggunakan taktik 'kelaparan' terhadap Gaza dalam agresi militernya.

“Apa yang dilakukan musuh dalam hal pembunuhan dan kelaparan di Gaza adalah untuk menekan dan mengintimidasi karena mereka tidak mempunyai cakrawala di lapangan atau dalam negosiasi,” kata Nasrallah.

“Setelah enam bulan, Netanyahu masih belum mampu melenyapkan Hamas dan perlawanan di Gaza serta memulangkan para tahanan.”

Baca juga: Intelijen Israel: Berbulan-bulan Gempuran Total di Gaza, Hamas Mustahil Dihancurkan

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas