Jenderal Ukraina: Jangan Harap Bisa Lolos dari Wajib Militer
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menurunkan aturan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun pekan lalu,
Editor: Hendra Gunawan
Sungai Tisza yang berbatasan dengan Rumania menjadi saksi puluhan orang meninggal karena tenggelam saat menyeberangi sungai tersebut.
"Tak ada rasa simpati bagi mereka yang tewas karena menghindari wajib militer," ujar Pavliuk.
Selain itu, layanan penjaga Perbatasan Ukraina merilis gambar petugas yang memukuli dan mempermalukan puluhan pria yang ditangkap dalam upaya penyelundupan melintasi perbatasan Ukraina.
“Sekarang adalah momen bersejarah yang diberikan takdir kepada kita: kita akan membela dan melestarikan negara, atau kita akan menghilang sebagai sebuah bangsa! Dukung para pembela dengan perkataan dan perbuatan. Bergabunglah dengan barisan Angkatan Bersenjata Ukraina. Berdirilah untuk keluargamu, rumahmu, negaramu, dan masa depanmu. Kekuatan kita ada pada persatuan! Tidak ada pilihan lain," tegas Pavliuk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pernah mengklaim bahwa pasukan Ukraina saat ini berjumlah 880.000 personel. Namun sejumlah pihak menyatakan hanya sekadar klaim saja.
Buktinya, para pejabat negara itu terus menjerit karena hampir kehabisan senjata dan jumlah pasukannya terus menyusut.
Sejumlah pengamat pun mengatakan bahwa bantuan Barat sebanyak apa pun tak mungkin bisa menolong, karena jumlah tentara yang berada di garis depan sangat sedikit. Perbandingannya dengan jumlah tentara Rusia adalah 1:6.
Menurut angka terbaru dari Kementerian Pertahanan Rusia, Ukraina telah kehilangan lebih dari 80.000 tentara sejak Januari dan lebih dari 444.000 tentara, termasuk 166.000 tewas, terluka parah, atau ditangkap, sejak awal konflik.
Jumlah penduduk Ukraina saat ini sebanyak 37.651.882 jiwa per Senin, 8 April 2024, berdasarkan penjabaran Worldometer dari data terbaru PBB. Dari jumlah itu penduduk yang mengungsi ke luar negeri diperkirakan sebanyak 1,1 juta jiwa.
Terus Diserang Rusia
Sementara itu Rusia terus melakukan penyerangan ke Ukraina. Setidaknya hingga Senin (9/4/2024) malam, pasukan Vladimir Putin melenyapkan lebih dari 460 tentara dan dua tank dalam pertempuran dengan pasukan Rusia di wilayah Donetsk selama sehari terakhir.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan, unit-unit Kelompok Pertempuran Selatan Rusia mengambil posisi yang lebih menguntungkan dan menimbulkan korban jiwa pada personel dan perangkat keras militer brigade mekanis ke-67 dan ke-93 tentara Ukraina di dekat pemukiman Kleshcheyevka dan Krasnoye di Republik Rakyat Donetsk.
Kantor berita TASS mengatakan, selain kehilangan ratusan tentara, Ukraina juga kehilangan 2 tank, 2 kendaraan tempur infanteri, 8 kendaraan bermotor, howitzer M777 155 mm buatan AS, sistem artileri self-propelled Krab 155 mm buatan Polandia, dan senjata artileri self-propelled Akatsiya 152 mm , sistem artileri bermotor Gvozdika 122 mm dan dua stasiun radar anti-baterai AN/TPQ-36 buatan AS.
Di wilayah Kupyansk, pasukan Rusia menghancurkan sekitar 25 tentara Ukraina dan 10 peralatan militer di daerah Kupyansk selama sehari terakhir.
"Kerugian tentara Ukraina di arah Kupyansk selama 24 jam terakhir berjumlah 25 personel, dua kendaraan tempur lapis baja, dua kendaraan bermotor, senjata artileri self-propelled Akatsiya 152 mm, howitzer Msta-B 152 mm, tiga howitzer D-20 dan a Stasiun radar anti-baterai AN/TPQ-50 buatan AS," jelasnya.