Jenderal Ukraina: Jangan Harap Bisa Lolos dari Wajib Militer
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menurunkan aturan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun pekan lalu,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menurunkan aturan usia wajib militer dari 27 menjadi 25 tahun pekan lalu,
Hal itu berarti tidak satu pun dari mereka yang telah memenuhi usia tersebut lolos dari mobilisasi militer yang akan digelar oleh Kiev.
"Tidak satu pun dari mereka yang dapat lolos dari mobilisasi," kata Komandan Angkatan Darat Jenderal Aleksandr Pavlyuk dalam postingannya di facebook dikutip Selasa (9/4/2024).
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-775: Rusia Serang Pasukan Ukraina Pakai Gas Kimia
Pavlyuk mengatakan, saat ini pasukannya semakin berkurang karena tewas dan luka-luka di medan perang melawan Rusia. Karenanya ia meminta agar warga Ukraina mengesampingkan emosi mereka.
Ia melanjutkan, warga Ukraina yang usianya memenuhi syarat wajib mendaftar menjadi anggota Angkatan Bersenjata. "Dengan menyatakan bahwa tentara dan rakyat tidak dapat dipisahkan dan bahwa perlindungan negara adalah tugas konstitusional warga negara,” tegasnya.
“Perlu dipahami bahwa tidak ada seorang pun yang bisa duduk diam. Wajah negara, nasib rakyat kita dipertaruhkan,” tulis sang komandan.
Dia menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang akan terhindar dari pertempuran Rusia, “baik mereka yang bersembunyi, maupun mereka yang mengkhianati Ukraina.”
Ia mengakui bahwa situasi di garis depan “tidak mudah” namun menyatakan bahwa situasi tersebut “jauh lebih dapat diprediksi dan dikendalikan” dibandingkan dua tahun lalu.
"Tidak peduli berapa banyak bantuan dalam bentuk uang atau senjata yang diterima Ukraina dari luar negeri, Ukraina masih kekurangan sumber daya manusia," ujarnya.
Sang jenderal mencatat sikap negatif warga Ukraina terhadap pegawai Pusat Perekrutan Teritorial (TCC) yang bertugas memobilisasi penduduk.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-774: Tajikistan Bantah Bantu Ukraina Rekrut Tentara Bayaran
Sikap permusuhan seperti itu, jelasnya, tidak dapat diterima, karena banyak pekerja TCC adalah veteran, dan menekankan bahwa warga negara “tidak berhak membuat mereka merasa bersalah, tidak diinginkan, atau tidak aman di hadapan orang-orang yang nyawanya telah mereka selamatkan.”
"Penting untuk disadari bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menjauh. Nasib negara, nasib bangsa kita, sedang dipertaruhkan," kata sang jenderal dikutip dari Pravda.
Diakuinya bahwa sistem perekrutan memang belum sempurna dan pemerintah sedang berupaya memperbaikinya.
Dikabarkan sebelumnya, banyak warga Ukraina yang tewas karena berusaha menyeberang ke luar negeri untuk menghindari wajib militer.